INDOZONE.ID - Roti Ganjel Rel merupakan salah satu makanan tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Semarang.
Roti ini tidak hanya kaya akan cita rasa, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak awal abad ke-19, saat masa kolonial Belanda.
Roti Ganjel Rel diyakini muncul sebagai hasil akulturasi budaya antara Belanda dan masyarakat lokal.
Pada masa itu, roti khas Belanda yang dikenal dengan nama ontbijtkoek masuk ke Semarang.
Ontbijtkoek adalah roti berbahan dasar gandum hitam dan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, jahe, dan pala, yang sering disebut sebagai "kue rempah Belanda".
Namun, masyarakat Semarang menghadapi kesulitan dalam memperoleh bahan-bahan asli ontbijtkoek, seperti tepung terigu.
Sebagai solusi, mereka mulai mengganti tepung terigu dengan gaplek (tepung singkong) dan menghilangkan penggunaan telur.
Seiring berjalannya waktu, resep roti ini pun dimodifikasi mengikuti ketersediaan bahan lokal.
Baca Juga: Resep Roti Pandan Empuk dan Mudah Dibuat di Rumah, Dijamin Harum!
Nama "Ganjel Rel" diberikan karena bentuk roti ini yang menyerupai bantalan rel kereta api, dengan tekstur yang keras.
Secara filosofis, roti ini juga memiliki makna mendalam, terutama dalam kaitannya dengan tradisi Dugderan di Masjid Agung Semarang, yang merupakan kegiatan menyambut bulan puasa.
Dalam bahasa Jawa, "ganjel" berarti harapan agar puasa dapat berjalan lancar tanpa hambatan, sementara "rel" yang berarti "relo" diartikan sebagai "rela" atau "ikhlas".
Oleh karena itu, mereka yang memakan Roti Ganjel Rel dipercaya menjalani puasa dengan ikhlas dan tanpa kesulitan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Kajian Kebudayaan