Kisah Kastari Merawat Manisnya Tradisi Es Puter Jadul dengan Penuh Kebahagiaan

Es puter jadul

INDOZONE.ID - Setiap pagi, di sudut Jalan Untung Suropati, Kelurahan Klangon, Kota Bojonegoro, Jawa Timur, tampak beberapa lelaki paruh baya memutar tabung es besar.

Salah satunya Kastari, penjual es puter tradisional yang setia mempertahankan warisan keluarganya sejak puluhan tahun lalu.

Campuran sederhana terdiri dari maizena, susu, bubuk coklat, es batu, dan garam kasar digilingnya secara manual selama dua jam tanpa mesin, tanpa modernisasi.

"Es puter ini turun temurun dari zaman Bapak saya muda. Sekitar tahun 1980-an, dulu jualannya keliling Kota Bojonegoro," ungkap Kastari.

Baca Juga: Resep Telur Dadar Gulung Isi Sayur: Camilan Sehat Anti Ribet!

Mengenang masa kecilnya yang akrab dengan suara lonceng dagangan berbunyi tung...tung...tung...Kini, lonceng yang sama masih mengiringinya berkeliling Desa Sumberejo Kentong, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

Setiap hari, Kastari dan beberapa laki paruh baya tersebut menjajakan es puter coklat seharga Rp3.000. Disajikan dengan roti tawar atau wadah plastik, es ini menjadi favorit lintas generasi.

Anak-anak berlarian menyambutnya, sementara remaja dan orang tua membeli bukan hanya karena rasa, tetapi kenangan yang dibawanya.

"Setiap hari bisa dapat sekitar lima ratus ribu. Tapi yang paling bahagia itu lihat orang senang makan es saya,"ujarnya dengan mata berbinar.

Baca Juga: Resep Roti Gulung Ham dan Keju Homemade Lezat ala Amerika Latin

Di tengah serbuan kudapan modern dan es kekinian, Kastari memilih tetap sederhana. Tak ada kemasan mewah atau promosi darin, hanya semangat hidup dan resep turun-temurun yang terus ia jaga.

Es puter Kastari bukan sekadar jajanan murah. Ia ialah wujud manisnya tradisi yang hadir setiap hari, menjadi pengingat bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal keci, seperti rasa dingin yang akrab di lidah, dan bunyi tung…tung yang membawa kita pulang ke masa lalu.

Banner Z Creators.