Bioskop di Negara Ini Memberi Jeda di Tengah Pemutaran Film, Penonton Makin Tegang

Bioskop di Turki menerapkan jeda di tengah film. (Z Creators/Elisa Oktaviana Nurdin)

INDOZONE.ID - Di tengah gempuran platform streaming seperti Netflix, bioskop tetap jadi pilihan banyak orang. Pengalaman menonton di bioskop, tentu jauh lebih seru dibandingkan menonton film lewat situs online. Layar besar dan sound system bioskop bikin film lebih “hidup”.

Jeda di Tengah Film

Bioskop di Turki menerapkan jeda di tengah film. (Z Creators/Elisa Oktaviana Nurdin)

Apa jadinya kalau alur cerita lagi seru-serunya, film dihentikan sementara dan lampu di dalam teater dinyalakan? Intermission atau jeda seperti ini enggak asing dalam dunia perbioskopan.

Beberapa negara yang sampai sekarang masih menerapkan jeda di tengah pemutaran film, antara lain: Turki, Mesir, Islandia, Jamaika, dan Swiss.

Di Turki, jeda selama 10-15 menit berlaku di semua bioskop, baik untuk film berdurasi pendek maupun panjang. Jeda memungkinkan penonton untuk ke toilet, jajan popcorn atau minuman, meluruskan kaki, mengistirahatkan mata dan telinga, tanpa harus melewati adegan film yang mungkin krusial.

Jeda juga dianggap bisa mengatasi kebosanan, terutama untuk film berdurasi panjang. Apalagi sebelum film dimulai, penonton terlebih dulu “dipaksa” menonton deretan iklan dan trailer-trailer film lainnya.

Jeda dapat menambah ketegangan saat menonton film. Karena penonton diajak berspekulasi tentang cerita selanjutnya. Sehingga pengalaman menonton jadi lebih interaktif.

Pro-Kontra Intermission

Bioskop di Turki menerapkan jeda di tengah film. (Z Creators/Elisa Oktaviana Nurdin)

Pemberlakuan intermission atau jeda di tengah pemutaran film bioskop, menuai pro kontra dari berbagai kalangan. Terutama kritikus film dan penonton.

Jeda dianggap mengganggu konsentrasi dan emosi yang dibangun dalam film. Memotong adegan penting menjadi dua, sama saja seperti menarik paksa penonton, dari dunia film ke dunia nyata, secara tiba-tiba.

Jeda di Zaman Dulu

Bioskop di Turki menerapkan jeda di tengah film. (Z Creators/Elisa Oktaviana Nurdin)

Di masa lalu, ketika film diproyeksikan dari pemutar roll film, jeda memberikan waktu bagi para operator untuk mengganti gulungan film, tanpa memaksa penonton untuk duduk di teater yang gelap dan sunyi. Di saat jeda inilah, petugas lain menjajakan minuman dan makanan ringan ke penonton.

Setelah sistem proyeksi digital populer, waktu jeda di tengah pemutaran film bukan lagi suatu keharusan. Banyak bioskop di berbagai negara yang tidak menerapkan strategi ini, karena ingin memutar lebih banyak film dalam satu hari. So, kalian termasuk tim nonton film utuh atau dengan jeda?