Tapi sekitar 70 tahun kemudian, di tahun 1500-an, botanis Andrea Mattioli mulai nyebut cabai sebagai tanaman yang udah biasa aja. Soalnya, cabai udah bisa ditanam dari biji dan mulai dibudidayakan di mana-mana.
Masalah nama pun jadi debat panjang. Karena penyebutan cabai sering banget pakai kata "pepper" atau lada, kayak lada India, lada bertanduk, sampai lada Pulau Maluku.
Akhirnya di tahun 1600-an, standarisasi nama mulai dibikin untuk bedain lada, paprika, dan cabai. Tahun 1700-an, Carl Linnaeus menetapkan nama ilmiah cabai, yaitu Capsicum.
Nama ini berasal dari kata Latin "capsa" yang artinya kotak, dan "annuum" yang artinya tahunan, karena cabai awalnya dikenal sebagai tanaman dengan siklus panen per tahun.
Cabai pun akhirnya menyebar ke Asia berkat pedagang Portugis yang sadar banget sama nilai jualnya dan miripnya rasa cabai dengan lada hitam. Pedagang Portugis memasarkan cabai lewat jalur perdagangan rempah Asia di akhir abad ke-15.
India jadi salah satu pemasok terbesar, dan para pedagang Spanyol dan Portugis ngenalin cabai ke seluruh Asia lewat berbagai jalur perdagangan, termasuk Jalur Sutra Maritim yang lewat Sungai Yangtze.
Sekarang, ada lebih dari 3000 jenis cabai yang dibudidayakan di seluruh dunia. Yang paling populer di antaranya ada cabe rawit, habanero, cayenne merah, paprika, dan serrano, yang punya tingkat pedas lebih kalem.
Sementara cabai paling pedas di dunia adalah Carolina Reaper, yang dinamai dari daerah asal pengembangannya di Carolina, Amerika Serikat.
Cabai ini dikenal dengan tingkat kepedasan yang bikin tercengang! Menurut Guinness World Records, Carolina Reaper adalah cabai terkuat di dunia berkat kandungan capsaicin yang super tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube