INDOZONE.ID - Simeulue, sebuah pulau kecil di Aceh, punya lebih dari sekadar pantai cantik dan ombak yang asyik untuk surfing.
Pulau ini juga punya kuliner khas yang jadi andalan, terutama pas bulan Ramadhan, yaitu memek.
Makanan tradisional ini bahkan sudah resmi diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah sejak 2019.
Meski nama "memek" terdengar agak unik, makanan ini punya sejarah yang penting banget bagi masyarakat Simeulue.
Di tahun 2019, pemerintah Indonesia mengakui memek sebagai warisan budaya, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 362/M/2019.
Baca Juga: Cara Buat Asam Sunti, Bumbu Dapur Rahasia Khas Aceh
Buat masyarakat Simeulue, memek itu lebih dari sekadar makanan. Memek adalah simbol kebersamaan dan ketahanan budaya.
Apalagi, saat Ramadhan, memek jadi salah satu makanan wajib yang sering disajikan saat berbuka puasa. Nggak cuma orang lokal, tapi juga banyak wisatawan yang datang ke Aceh cuma untuk coba memek.
Azwar A. Gani, Ketua PW Ansor Aceh, mengungkapkan rasa bangganya atas pengakuan ini.
Menurutnya, ini adalah kesempatan besar buat memperkenalkan memek lebih luas, bahkan sampai ke luar negeri. Generasi muda juga diajak untuk lebih peduli dan melestarikan kuliner khas daerah.
Memek ini punya sejarah yang nggak kalah menarik. Dulu, waktu zaman penjajahan Jepang, masyarakat Simeulue mengolah beras ketan dan pisang untuk bertahan hidup.
Beras ketan yang disangrai dicampur dengan pisang tumbuk, santan, dan gula, menghasilkan rasa manis, gurih, dan sedikit asin yang khas.
Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Daging Rebus Sie Reuboh Khas Aceh
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: NU Online