Bakso Pak Man murah meriah di Sumenep. (Z Creators/Deni Agustian)
Bakso termasuk makanan yang banyak digemari orang Indonesia. Kuliner yang terbuat dari olahan daging sapi berbentuk bulat ini pasti sudah akrab di lidah orang Indonesia dan dapat dijumpai di mana saja dan kapan saja.
Berbicara soal kuliner yang satu ini, ada salah satu bakso legendaris dan murah di Sumenep, Jawa timur yang punya citarasa otentik dan konsisten.
Rasa bakso ini tidak pernah berubah sejak awal jualan dari tahun 1976. Adalah Bakso Pak Suparman (54 tahun), warga Sumenep atau yang dikenal dengan Bakso Pak Man.
Sejak tahun 1976 hingga kini, Pak Man berjualan dengan berkeliling menggunakan gerobak. Baksonya banyk disukai warga khususnya yang punya budget pas-pasan seperti para santri hingga mahasiswa.
Baca Juga: Awalnya Iseng IRT di Jombang Sukses Jualan Bakso Isi Durian, Berani Coba?
Sekilas memang bakso Pak Man tak ada yang istimewa sama seperti bakso pada umumnya, hanya saja ukurannya yang kecil dengan porsi yang begitu melimpah dengan harga Rp5.000 rupiah saja per porsinya.
Bahkan baksonya dulu pernah dijual dengan harga Rp5. Butiran baksonya yang melimpah dalam satu mangkok berpadu dengan bihun, kubis, daun seledri hingga bawang goreng dengan siraman kuah kaldu yang segar dan hangat.
"Dulu keliling dan sekarang sudah nongkrong di 5 tempat berbeda karena udah punya pelanggan. Alhamdulillah itu tetap udah biarpun dipanggil orang saya itu enggak mau. Soalnya pernah dulu dipanggil orang kerumahnya, eh malah penghasilan menurun," ujar Pak Suparman kepada Z Creators Deni Agustian.
Baca Juga: Picky Eater! Cewek Ini Beli Bakso Tapi Pentol dan Seledrinya Disaring dari Kuah
"Pelanggan yang lain bingung dikirain enggak jual karena pelanggan udah hafal jam segini mangkal dimana gitu," sambungnya.
Bakso Pak Man biasanya mulai mangkal di 5 titik lokasi di daerah Desa Kolor mulai jam 4 sore hingga 11 malam. Lokasi mangkalnya biasanya di jalan KH.Wahid Hasyim, jalan KH.Sajad, hingga di jalan KH. Zainal Arifin.
“Baksonya enak mas murah meriah terus porsinya juga banyak. Biasanya kalo beli pas malam hari soalnya udah langganan sih apalagi ini langganannya kakek saya dari dulu”, ujar Fitril salah satu pembeli yang mengantri Bakso Pak Man.
Puluhan tahun berjualan bakso gerobakan, ternyata Pak Man pernah menjadi seorang bos di tahun 1989 yang punya 16 rombong dengan harga bakso yang dijual Rp300 rupiah per mangkok yang dijalankan oleh karyawannya dengan sistem persenan kala itu.
Namun kini Pak Man memilih kembali berjualan sendiri dan tidak pernah terbesit di pikirannya membuka kedai bakso yang menetap di satu tempat.
Baksonya yang melegenda juga tak luput dari lika-liku berjualan seperti halnya gerobak rusak dan sudah diganti 3 kali selama 47 tahun berjualan.
Meski mulai jualan sore hari namun omset yang didapat Pak Man bisa sampai Rp1 juta rupiah per harinya namun jika sepi sekitar Rp800 ribu rupiah dalam sehari.
Dari berjualan bakso, Pak Man mampu menghidupi keluarganya terutama membiayai pendidikan 7 anaknya yang kini masing-masing sudah berkeluarga.
Uniknya untuk memancing pembelinya datang, Pak Man tak jarang memainkan kentongan khusus dari bambu sebagai tanda bahwa ia sudah ada di lokasi.
Meski tidak ada tempat khusus untuk makan, namun pembelinya rela duduk dimana saja di sekitar gerobak demi menikmati seporsi bakso Pak Man yang melegenda.
Artikel Menarik Lainnya:
Tumpeng Gak Hanya Nasi, Di Jogja Ada Bakso Tumpeng Tepi Sawah yang Selalu Ramai!
Kreasi Semangkok Bakso Dihias ala 'Latte Art' Pakai Saos dan Kecap: Barista Ketar-ketir
Ada Festival Kuliner, Warga Amerika Antre Panjang Demi Cicipi Indomie-Bakso
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: