Selasa, 24 SEPTEMBER 2024 • 15:25 WIB

Perbandingan Tempe Kemasan Plastik dengan Kemasan Daun

Author

Ilustrasi tempe

INDOZONE.ID - Sulit untuk menjumpai kawasan di Jawa Tengah tanpa keberadaan penjual gorengan.

Bisa dikatakan, tingkat kesulitannya sama dengan menjumpai penjual gorengan yang tidak menjual tempe goreng.

Memang, olahan fermentasi kedelai ini sangat populer di kalangan masyarakat Jawa, sehingga sudah menyebar ke segala penjuru dengan berbagai rupa, tidak hanya tempe goreng.

Berbicara tentang tempe, tempe sudah menjadi makanan masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta sejak berabad-abad silam.

Dalam manuskrip Serat Centhini, ditemukan bahwa masyarakat Jawa sudah mengenal tempe pada abad ke-16, di mana disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis olahan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.

Berjalannya waktu, tempe tumbuh dengan berbagai inovasi. Saat ini, tempe yang mendominasi pasar adalah tempe berbentuk balok dengan pembungkus plastik diikuti tempe berbungkus daun.

Meski kedua tempe tersebut mengalami proses pengolahan yang sama, terdapat beberapa perbedaan yang lebih dari sekadar bentuk, dan tampilannya.

Baca Juga: 4 Jenis Tempe, Makanan Lokal Indonesia yang Mendunia: Ada yang Bahaya jika Salah Olah

Perbedaan Kadar Protein

Berdasarkan penelitian pada tahun 1998 oleh Sumasto dan Budiasih, terdapat perbedaan yang nyata antara kandungan protein pada tempe kedelai dengan bungkus plastik dan tempe kedelai dengan bungkus daun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempe dengan kemasan daun, kandungan proteinnya jauh lebih tinggi.

Penelitian lain yang juga meneliti perbedaan kandungan protein tempe (tempe bungkus daun simpur) memperoleh kesimpulan yang sama.

Adanya perbedaan ini dipengaruhi kondisi lingkungan selama proses fermentasi berlangsung. Kemasan daun memiliki kelembaban yang baik karena tidak tembus cahaya serta sirkulasi udara dapat terjadi melalui celah-celah kemasan sehingga oksigen lebih mudah masuk sedangkan kemasan plastik tembus cahaya dan sirkulasi udara bergantung pada lubang yang diberikan.

Baca Juga: Sudah Ada di Indonesia Sejak Abad ke-16, Begini Asal Usul Tempe yang Kini Sudah Mendunia

Masa Simpan

Baik tempe kemasan plastik maupun tempe kemasan daun dapat bertahan hingga empat hari. Namun, terdapat perbedaan pada masing-masing kemasan.

Pada kemasan plastik, terdapat perbedaan penurunan kadar protein berdasarkan jenis kemasan serta perlakuannya.

Tempe kemasan plastik yang menunjukkan kualitas baik adalah tempe vakum dengan kemasan sekunder ketebalan 0,06 mm. Sementara itu, pada kemasan daun masa simpanlah yang terdapat perbedaan. Masa simpan tempe dengan daun pepaya dan talas hanya sampai tiga hari saja.

Penyebabnya adalah daun pepaya mengandung senyawa alkaloid yang menyebabkan pembusukan pada tempe sedangkan daun talas memiliki lapisan lilin yang menyebabkan air penguapan fermentasi kembali terserap oleh tempe sehingga terjadi pembusukan.

Tempe kemasan daun yang dapat bertahan hingga empat hari adalah tempe kemasan daun pisang.

Kondisi tempe kemasan daun pisang lembab dan tidak terjadi kondensasi uap air sehingga tempe lebih awet.

Terlepas dari perbedaan tempe kemasan plastik dan tempe kemasan daun, keduanya tetaplah makanan bergizi tinggi yang menyehatkan.

Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, tempe dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis, mengobati diare, menjaga kesehatan jantung, dan masih banyak lagi.

 


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Badan Standardisasi Nasional

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir