Mengenal Food Waste, Fenomena Pemborosan Makanan yang Dapat Timbulkan Kerugian di Berbagai Aspek
INDOZONE.ID - Beberapa orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan food waste. Ini adalah istilah yang merujuk pada makanan siap dikonsumsi, namun dibuang begitu saja dan pada akhirnya menumpuk di TPA.
Baik pada tingkat produsen, distributor, maupun konsumen, food waste atau pemborosan makanan terus menjadi permasalahan serius yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Kali ini Indozone akan membeberkan ihwal pemborosan makanan, dampaknya yang merugikan, hingga langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemborosan makanan.
Kenapa Pemborosan Makanan Terjadi?
Pemborosan makanan terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya kebijakan pasar yang tidak efisien. Di mana standar estetika tertentu, sering kali menyebabkan penolakan terhadap hasil pertanian yang sebenarnya masih layak dikonsumsi.
Misalnya, petani sering membuang hasil panen yang tidak memenuhi standar ukuran atau bentuk tertentu, padahal makanan tersebut sebenarnya masih bermanfaat.
Di sisi lain, pada tingkat konsumen, pemborosan makanan bisa terjadi karena kurangnya kesadaran akan nilai makanan, ketidakpahaman tentang cara menyimpan dengan benar, atau karena adanya kecenderungan untuk membuang makanan yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa, meskipun masih layak dikonsumsi.
Baca Juga: Hindari Food Waste, Ini Cara Olah Daging Ayam Jadi 4 Menu Biar Gak Buang-buang Makanan
Dampak Pemborosan Makanan
Pemborosan makanan memiliki dampak yang merugikan pada berbagai aspek kehidupan, seperti:
1. Dampak Lingkungan
Setiap makanan yang terbuang juga berarti pemborosan sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi, termasuk air, tanah, dan energi.
Selain itu, makanan yang terbuang di tempat pembuangan sampah menghasilkan gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim.
2. Dampak Ekonomi
Pemborosan makanan tidak hanya mengakibatkan pemborosan sumber daya, tetapi juga uang.
Biaya produksi yang sia-sia dan pengeluaran konsumen untuk makanan yang akhirnya dibuang, merupakan kerugian ekonomi yang signifikan.
3. Dampak Sosial
Di tengah kelaparan global, pemborosan makanan menjadi semakin tidak masuk akal dan tidak adil. Sementara makanan dibuang, jutaan orang di seluruh dunia masih mengalami kekurangan pangan yang kronis.
Fakta Tentang Pemborosan Makanan
Ada sejumlah fakta terkait pemborosan makanan yang kerap terjadi. Bahkan, Indonesia disebut-sebut mengalami tingkat pemborosan makanan yang cuup tinggi.
1. Tingginya Tingkat Pemborosan Makanan
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), Indonesia mengalami tingkat pemborosan makanan yang cukup tinggi.
Sekitar 300-400 kilogram makanan per orang per tahunnya terbuang sia-sia. Hal ini terjadi di berbagai tahap rantai pasokan makanan, mulai dari produksi hingga konsumsi.
2. Masalah pada Rantai Pasokan Makanan
Di Indonesia, pemborosan makanan sering terjadi pada tahap produksi dan distribusi. Petani sering kali terpaksa membuang hasil panen mereka karena tidak dapat menjualnya atau karena tidak memenuhi standar estetika tertentu yang ditetapkan oleh pasar.
Di sisi lain, pada tingkat konsumen, pemborosan makanan terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menghargai makanan dan memanfaatkannya secara maksimal.
3. Kondisi Sosial dan Ekonomi yang Berdampak
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya ketimpangan sosial, pemborosan makanan menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya pangan. Hal ini juga berdampak negatif pada penghidupan petani dan pekerja di sektor pertanian.
Baca Juga: Moms Harus Tahu, Ini 5 Makanan yang Perlu Dihindari Keluarga saat Ramadan
Langkah-langkah Mengatasi Pemborosan Makanan
Untuk mengatasi masalah pemborosan makanan di Indonesia, langkah-langkah berikut dapat diambil:
1. Penguatan Sistem Distribusi dan Pasar
Pemerintah perlu melakukan upaya untuk memperbaiki sistem distribusi dan pasar, sehingga petani dapat lebih mudah menjual hasil panen mereka tanpa harus membuangnya.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Program pendidikan dan kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengubah perilaku konsumen dalam hal pembelian, penyimpanan, dan penggunaan makanan.
3. Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi
Investasi dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi pertanian, dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi pemborosan makanan di tingkat petani.
Writer: Putri Surya Ningsih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BPS