Menparekraf Sandiaga Uno di KTT AIS Forum 2023.
INDOZONE.ID - Menparekraf Sandiaga Uno menyebut bahwa negara-negara yang berpartisipasi dalam KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023, menjadikan pariwisata sebagai sektor yang mendominasi pendapatan negara.
Maka dari itu, Sandi menyebut bahwa konsep pariwisata menjadi kunci terhadap ekonomi negara.
"Maka, konsep pariwisata berkelanjutan menjadi kunci yang sangat strategis," ujar Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis, Kamis (12/10/2023).
Sandi menyebut, salah satu penerapan pariwisata berkelanjutan yang selama ini dijalankan adalah penerapan carbon footprint, yakni wisatawan dapat menghitung berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan.
Baca Juga: Danau Toba Terancam Didepak dari UNESCO, Menparekraf Sandiaga Uno: Ini Alarm untuk Lebih Bersinergi!
Perhitungan jejak karbon nantinya dikonversi menjadi nilai uang dan selanjutnya disalurkan untuk mendukung program positif seperti penanaman pohon, energi terbarukan, hingga pengembangan ekowisata.
Kemenparekraf bekerja sama dengan pemerintah daerah, menetapkan lokasi dalam pelaksanaan program tersebut yakni di Plataran Menjangan di Taman Nasional Bali Barat, Mangrove Tembudan Berseri di Berau, Pantai Tiga Warna di Clungup Mangrove Conservation di Malang, Bukit Peramun di Belitung, serta Taman Wisata Mangrove Klawalu di Sorong.
"Indonesia memberikan satu kepemimpinan dengan karbon kalkulator yang sudah kita implementasikan dengan penanaman mangrove yang kita lakukan dan ini menjadi showcase," jelas Sandi.
Baca Juga: Sandiaga Uno Rilis Aransemen Baru Jingle Wonderful Indonesia, Lebih Kekinian untuk Kaum Milenial
Tak hanya itu, carbon footprint juga tersirat dalam Deklarasi Solidaritas Negara Pulau dan Kepulauan yang ditandatangani dalam konferensi.
Deklarasi ini menyatakan komitmen negara pulau dan kepulauan untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi berbagai masalah bersama, dengan prinsip dasar solidaritas, kesetaraan, dan inklusivitas.
"Seluruh negara yang berpartisipasi sepakat untuk mendorong kolaborasi dan inovasu untuk mengatasi isu real yang kita hadapi sekarang seperti sampah plastik, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," sambungnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara