Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
INDOZONE.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan tanggapan terkait Danau Toba yang terancam didepak UNESCO.
Menurutnya, kartu kuning dari UNESCO menjadi alarm untuk mendorong terbentuknya sinergi dalam mengelola kawasan Kaldera Toba, Sumatera Utara.
"ini menurut kami menjadi semacam bel atau alarm buat kita untuk lebih melakukan sinergi," kata Sandiaga Uno seperti dilansir Antara, Selasa (3/10/2023).
Meski mendapatkan kartu kuning dari UNESCO, Sandi menyebut hal ini tidak menurunkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kaldera Toba.
Baca Juga: Sandiaga Uno Rilis Aransemen Baru Jingle Wonderful Indonesia, Lebih Kekinian untuk Kaum Milenial
"Dari segi kerugian belum ada yang kita catat karena tentunya yang perlu kita pastikan bahwa komunikasi dan narasi keluar bahwa kita serius menangani ini," terangnya.
Lebih jauh, Sandi juga akan mendorong kolaborasi antara BPTCUGGp, BPODT, serta melibatkan pemerintah pusat dalam mengelola kawasan wisata geopark.
"Ke depan akan lebih banyak integrasi antara kegiatan-kegiatan di Badan Otorita dan juga ke Badan Pengelola dan integrasi ini akan melibatkan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan juga stakeholder terkait lainnya," tutur Sandi.
Google Doodle tampilkan Danau Toba hari ini.
Baca Juga: Sandiaga Uno Diskusi Bareng Choi Siwon di KTT ASEAN, Bidik Wisatawan Korea Selatan ke Indonesia
Seperti yang diketahui, UNESCO mengeluarkan yellow card alias kartu kuning kepada Badan Pengelola Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba.
Hal tersebut, membuat status Kaldera Toba sebagai Global Geopark terancam dicabut.
Kartu kuning itu merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara