Selat Solo, perpaduan antara kuliner Belanda dengan selera Surakarta.
INDOZONE.ID - Selama ratusan tahun, kedatangan Belanda ke Indonesia pastinya membawa kebudayaan mereka dan menerapkannya di wilayah jajahanya.
Salah satunya yaitu membawa pengaruh pada aspek kuliner. Dalam perkembangannya, kuliner tersebut dimodifikasi oleh masyarakat setempat.
Masifnya kedatangan orang-orang Belanda di Nusantara pada abad ke 19-20 M, tentunya membawa banyak kebudayaan dari Eropa ke Nusantara. Salah satunya adalah makanan steak ala orang Eropa yang diperkenalkan kepada orang Solo.
Pada mulanya, orang-orang Belanda mengenalkan steak kepada orang Jawa melalui jamuan-jamuan makan dengan pihak Keraton.
Baca Juga: Resep Selat Solo Daging Sapi ala Rumahan, Kuahnya Manis Gurih!
Akan tetapi, orang-orang keraton tidak terbiasa dengan steak ala Eropa yang disajikan dalam ukuran besar dan dimasak setengah matang.
Mau tidak mau, perlu dilakukan penyesuaian pada hidangan tersebut dan dihasilkanlah selat Solo. Berbeda dengan steak ala Eropa, selat Solo dibuat dari daging cincang yang dicampur dengan berbagai bahan lainnya, kemudian dibentuk menyerupai lontong dan dikukus.
Selain perbedaan dari bentuk daging yang disajikan, selat Solo juga disajikan dengan berbagai sayuran. Dari situlah lahir kata selat yang berasal dari kata "slachtje" atau salad, serta dagingnya dinamakan bistik yang dalam bahasa Belanda berarti "biefstuk".
Sayuran yang disajikan dalam selat Solo antara lain, wortel dan buncis rebus, selada dan tomat segar, dan telur rebus. Untuk karbohidratm biasanya selat Solo disajikan bersama kentang goreng.
Selain itu, selat Solo juga diberikan saus tambahan seperti saus mustard, terkadang mayones dan tambahan acar mentimun.
Perpaduan antara rempah-rempah khas Nusantara dengan masakan Eropa
Dalam pembuatan selat Solo, diperlukan rempah-rempah sehingga terasa enak bagi lidah orang Jawa. Rempah yang digunakan antara lain, lada hitam, dan pala.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube/Asal Usul