Selasa, 21 JANUARI 2025 • 15:52 WIB

China Bikin Inovasi Wisata di Gansu, Ciptakan Lampu Lalu Lintas Khusus untuk Unta

Author

Turis yang menunggangi unta melewati lampu lintas khusus unta unik yang berada di daerah wisata Gurun Gansu, China.

INDOZONE.ID - China membuat lampu lalu lintas khusus unta di padang pasir.

Lampu lalu lintas tersebut dibuat mirip seperti pada umumnya, dengan perbedaan adanya gambar unta pada lampu lalu lintas tersebut.

Jika gambar unta merah menyala berarti "setop", sedangkan hijau artinya "jalan".

Lampu lalu lintas ini berada di Gunung Mingsha dan Yueya Spring.

Lokasinya berada dengan pemandangan indah yang dikelilingi padang pasir di barat laut China, Provinsi Gansu.

Lampu lalu lintas unik ini dibuat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di padang pasir.

Baca Juga: Mengenal Chongqing, Kota Cyberpunk China yang Memanjakan Mata

Lantas, hal unik ini menjadi perhatian para wisatawan yang ingin berkunjung.

Wakil manajer umum perusahaan yang bertanggung jawab atas operasi tempat wisata tersebut, Wang Youxia mengatakan, lebih dari 3.7 juta turis berkunjung di tahun 2023, dengan 42 persen di antaranya memilih menaiki unta.

Sejak Desember 2023, jumlah pengunjung meningkat hingga 22,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, sebelum COVID-19 menjadi pandemi.

Peningkatan kedatangan wisatawan ini menghasilkan keuntungan yang besar bagi para penggembala unta setempat, salah satunya Zhao Wenlong.

Zhao adalah seorang penggembala unta profesional dari Kampung Yueya Spring yang memiliki 21 unta.

Pada tahun 1990-an, sebelum area wisata itu dibuat, hanya beberapa petani, hanya beberapa yang berternak unta.

Dulunya, penduduk setempat mengandalkan aprikot sebagai sumber pendapatan utama mereka.

Namun, karena desa tersebut dekat dengan gurun, lahan pertanian sering kali dilanda badai pasir, yang mengakibatkan panen yang buruk dan hasil yang rendah.

“Desa kami sangat miskin sehingga hampir tidak ada gadis yang bersedia menikah dengan pemuda dari sini," kata Kepala desa Qin Zuo Tao.

Perkembangan turis yang cepat telah menghasilkan harapan untuk kemakmuran, sehingga penduduk desa mulai mencoba bisnis menunggang unta di tempat yang indah itu.

Kegiatan rekreasi wisatawan awalnya hanya berkisar pada berpose di punggung unta, namun dalam waktu singkat juga mencakup menunggangi unta.

Mereka menawarkan wisata menunggang kuda selama satu jam di padang pasir.

Wisata ini ditawarkan seharga 100 yuan (sekitar Rp200 ribu), dengan pemilik unta meraih untung sebesar 70 yuan (sekitar R140 ribu).

Di puncak musim panas, 2000 unta tersedia untuk wisata ini, dengan setiap unta melakukan tiga perjalanan sehari.

Qin mengatakan bahwa 80 persen dari total 274 keluarga di kampung tersebut, terlibat dalam bisnis wisata yang berhubungan dengan unta tersebut.

Baca Juga: China Bangun Bandara Pulau Buatan Terbesar di Dunia

Para pengembala unta telah mendapatkan pelatihan mengenai protokol penerimaan pengunjung dan prosedur darurat.

Mereka juga belajar berbicara bahasa Inggris dasar untuk komunikasi yang lebih baik dengan wisatawan asing.

Selama bertahun-tahun, Zhao telah mendapatkan pengalaman berharga dalam mengembangkan usahanya.

Keluarganya menghasilkan 500.000 yuan setahun dari layanan naik unta, tetapi ia menghabiskan lebih dari 100.000 yuan setiap tahun untuk merawat hewan-hewan tersebut.

Di musim panas, ia memberikan pakan bergizi dan buah segar kepada unta-untanya.

Ia juga membawa unta ke dokter setiap tahun untuk pemeriksaan rutin.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Chinadaily.com.cn