Tradisi unik membawa kopi dan santan bagi pendaki Gunung Sumbing.
INDOZONE.ID - Bagi beberapa orang, salah satu cara untuk menenangkan pikiran adalah dengan mendaki gunung. Namun, apakah pikiran tersebut akan tenang jika diperingatkan untuk membawa santan dan kopi demi menjaga keselamatan ketika mendaki nanti.
Gunung yang berada di Indonesia masih banyak menjaga tradisi-tradisi nenek moyang yang hingga saat ini harus kita jaga dan hormati. Berbagai peraturan yang diwajibkan bagi pendaki seringkali membuat terheran-heran.
Salah satunya adalah Gunung Sumbing. Gunung ini terletak di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi ke-3 di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Slamet.
Dengan tinggi mencapai 3,371 mdpl, Gunung Sumbing masuk kedalam tiga kabupaten yaitu Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.
Maka dari itu, Gunung Sumbing memiliki beberapa jalur pendakian. Salah satunya adalah via Bowongso.
Di jalur via Bowongso ini peraturan wajib yaitu ketika akan melakukan pendakian, setiap pendaki akan di diberikan bungkusan berisi kopi dan santan. Bungkusan ini harus dibawa pendaki selama perjalanan ke puncak hingga kembali turun.
Tradisi unik pendaki Gunung Sumbing
Terdapat beberapa ketentuan terkait bungkusan ini, yaitu sebagai berikut:
Pendaki dilarang membuang bungkusan kopi dan santan dengan sengaja. Jika bungkusan tersebut bocor, hal itu diperbolehkan asalkan tidak disengaja.
Baca Juga: Kaki Bumi Coffee & Eatery, Tempat Ngopi Kekinian dengan View Gunung Sumbing
Bungkusan hanya boleh dibuka dalam keadaan terdesak, sehingga pendaki diharapkan untuk menjaga barang tersebut dengan baik selama pendakian.
Adapun yang meyakini kepercayaan bahwa bungkusan tersebut berfungsi sebagai jimat yang menandakan bahwa pendaki telah mendapatkan izin untuk melakukan pendakian.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Temanggungkab.go.id