Rumah Makan Padang Si May di Palmerah, Jakarta Barat. (Z Creators/Jafriyal)
INDOZONE.ID - Mungkin kita semua pernah makan di rumah makan-rumah makan Minang. Selain kelezatan masakan Minang, yang jarang orang tahu, rumah makan minang punya sistem pembagian gaji yang unik kepada para karyawanannya.
Menurut Solihin dalam artikel jurnal yang berjudul Profit Sharing Dalam Pengelolaan Rumah Makan “Minang”, sistem Mato adalah sebuah sistem yang menandai keahlian karyawan dalam bentuk angka.
Semakin besar angka berarti semakin besar pula tanggung jawabnya. Di sisi lain, semakin penting pula posisi karyawan tersebut.
Poin atau tanggung jawab seorang karyawan berbanding lurus dengan penghasilannya. Semakin besar poin semakin besar juga penghasilan yang didapat. Begitu pula sebaliknya.
Biasanya besar atau kecilnya poin dalam sistem mato dihitung berdasarkan loyalitas, pengalaman, posisi atau jabatan dari karyawan, keahlian, dan kejujuran.
Baca Juga: 7 Resep Menu Idul Adha yang Dibakar: Bikin Kamu Tergoda Saat Nyium Aromanya!
Hal yang unik dalam sistem mato adalah pemberian bonus mato bukan dalam bentuk gaji yang ditentukan sepihak oleh pemilik restoran. Cara menghitungnya dengan mempertimbangkan persentase keuntungan yang didapatkan oleh sebuah rumah makan Minang.
Sehingga melalui sistem mato tersebut para karyawan rumah makan Minang akan menjadi lebih semangat dalam melayani pembeli. Itu juga memacunya lebih giat mempromosikan rumah makan Minang tempatnya bekerja.
Sebab, semakin banyak penjualan maka semakin banyak keuntungan dan semakin besar pula gaji mato yang dia terima.
Sistem Mato merupakan penggambaran pemberian gaji dilakukan secara adil dengan memperhitungkan berbagai aspek. Sistem mato juga memberikan makna bagi karyawan bahwa semakin keras dia bekerja maka semakin besar pula pendapatan yang dia dapatkan.
Baca Juga: 10 Kreasi Samyang Nikmatnya Buat Camilan Nonton Drakor
Dari situlah timbul rasa memiliki terhadap sebuah rumah makan tempat dia bekerja. Selain itu sistem mato ini juga memberikan keuntungan bagi pemiliki restoran Minang, karena tidak hanya pemilik saja yang merasa memiliki tanggung jawab untuk membesarkan rumah makan Minang miliknya.
Pembagian keuntungan dalam sistem mato juga tidak serta merta 55:45. Di beberapa tempat misalkan jika restoran mengalami penurunan penjualan maka pemilik restoran akan mendapat 70 bagian dan 30 akan diberikan ke karyawan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal