Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 31 MEI 2025 • 19:15 WIB

Kisah Akulturasi Budaya di Balik 7 Kuliner Khas Semarang

Lumpia Semarang (Endeus TV)

INDOZONE.ID - Semarang, Jawa Tengah, merupakan kota pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai titik temu budaya yang membentuk identitas kuliner yang ada di kota ini.

Di masa Kolonial, Kota Semarang disebut Venetie van Java, karena kanal-kanalnya yang menyerupai Venesia. Kota Semarang menjadi pot bagi kebudayaan Jawa, Tionghoa, Arab, dan Eropa.

Masing-masing membawa pengaruh terhadap ragam masakan kota ini. Seiring berkembangnya perdagangan dan interaksi antarbudaya, lahirlah berbagai hidangan khas yang kini menjadi ikon Semarang.

Dari Lumpia yang menggabungkan cita rasa Tionghoa-Jawa hingga Lontong Cap Go Meh yang mewakili akulturasi budaya dalam perayaan Imlek.

Setiap sajian menorehkan kisahnya sendiri yang mencerminkan perjalanan sejarah kota ini.

1. Lumpia Semarang

Salah satu kuliner yang paling melekat dengan identitas Semarang adalah Lumpia Semarang. Hidangan ini pertama kali muncul di abad ke-19, diperkenalkan oleh Tjoa Thay Joe, seorang keturunan Tionghoa yang menetap di Semarang.

Awalnya, lumpia berisi campuran daging babi dan rebung, tetapi setelah berakulturasi dengan lidah pribumi, isian tersebut diadaptasi dengan menggunakan udang dan ayam agar sesuai dengan selera masyarakat Semarang.

Lumpia Semarang yang kini terkenal memiliki tekstur kulit yang renyah dengan isian gurih manis, mencerminkan perpaduan cita rasa Timur dan Nusantara.

Baca Juga: Resep Cinnamon Rolls yang Lembut dan Enak, Anti Gagal!

2. Tahu Gimbal

Selain lumpia, hidangan lain yang mencerminkan akulturasi budaya adalah Tahu Gimbal. Berasal dari kebiasaan masyarakat pesisir yang gemar mengonsumsi makanan berbahan dasar tahu dan udang, Tahu Gimbal berkembang menjadi hidangan yang khas dengan tambahan saus kacang dan lontong.

Nama ‘Gimbal’ sendiri berasal dari bakwan udang yang digoreng hingga krispi, menyerupai rambut gimbal. Pada abad ke-19, hidangan ini banyak dijajakan oleh pedagang kaki lima di sekitar pelabuhan dan pasar tradisional Semarang.

Tahu gimbal menjadi makanan favorit para buruh dan pekerja pelabuhan karena porsinya yang besar dan harganya yang terjangkau.

Keunikan tahu gimbal terletak pada saus kacangnya yang lebih encer dibandingkan pecel atau gado-gado, dengan tambahan petis yang memberikan cita rasa khas.

3. Soto Semarang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Akulturasi Budaya di Balik 7 Kuliner Khas Semarang

Link berhasil disalin!