Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 31 MEI 2025 • 19:15 WIB

Kisah Akulturasi Budaya di Balik 7 Kuliner Khas Semarang

Namun, di Semarang, sajian ini mengalami perubahan dengan menggantikan Yuanxiao dengan lontong yang disajikan bersama opor ayam, telur pindang, dan sambal goreng hati.

Perubahan ini mencerminkan bagaimana budaya Tionghoa beradaptasi dengan tradisi kuliner lokal, menciptakan hidangan yang tetap mempertahankan makna simbolisnya namun lebih sesuai dengan bahan-bahan yang tersedia di Semarang.

7. Wedang Tahu

Wedang Tahu, misalnya, adalah minuman berbahan dasar kembang tahu yang disajikan dengan kuah jahe hangat. Minuman ini diperkenalkan oleh imigran Tionghoa pada akhir abad ke-19.

Hingga kini wedang tahu masih menjadi favorit, terutama di pagi dan malam hari saat udara Semarang lebih sejuk. Selain wedang tahu, ada juga wedang ronde, minuman jahe dengan bola ketan yang mengingatkan pada tradisi minuman herbal Tionghoa.

Minuman ini tidak hanya menawarkan rasa yang lezat, tetapi juga dipercaya memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan, terutama dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: 7 Resep Camilan dari Singkong yang Enak dan Gampang Bikinnya!

Selain makanan utama dan camilan, Semarang juga memiliki berbagai minuman tradisional yang sudah ada sejak zaman kolonial.

Bernostalgia dengan cita rasa Venetie van Java bukan sekadar tentang menikmati kelezatan makanan, tetapi juga memahami sejarah panjang interaksi budaya yang membentuknya.

Dari peran komunitas Tionghoa dalam memperkenalkan lumpia hingga pengaruh kolonial Belanda dalam menciptakan roti ganjel rel, setiap hidangan memiliki cerita yang kaya dan bermakna.

Banner Z Creators Undip.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Akulturasi Budaya di Balik 7 Kuliner Khas Semarang

Link berhasil disalin!