Nasi Goreng dapat dikonsumsi anak stunting asalkan pengolahan dan kandungan gizinya mencukupi.
INDOZONE.ID - Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Etisa Adi Murbawani (K) mengatakan, nasi goreng bisa bagus diberikan untuk anak stunting. Hanya saja, dalam pengolahannya harus menambahkan bahan-bahan tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
Menurut Etisa, dari komposisinya, nasi goreng termasuk makanan tinggi kalori. Hal ini disampaikan dalam lomba masak nasi goreng menyambut HUT ke-78 RI, yang digagas Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"Biasanya pembuatan nasi goreng itu menggunakan banyak minyak atau mentega dalam prosesnya. Minyak atau mentega merupakan lemak jenuh, yang memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh," ungkap dr Etisa.
"Namun jika ditambahkan sayur atau lalap, hal itu masih lebih baik. Karena sayur tinggi kandungan serat yang dapat membantu mengurangi akibat buruk dari lemak jenuh," kata perempuan yang juga anggota IDI Cabang Kota Semarang ini.
Selain itu, lanjut dia, sebaiknya ditambahkan lauk sebagai sumber protein, seperti telur, ayam, daging, ikan. Hanya saja, Etisa menyarankan agar pengolahannya tidak digoreng agar rendah lemak.
"Kalau untuk anak stunting, boleh diberikan asal tiap makan lauknya 2 porsi. Boleh 2 telur atau 1 telur 1 tempe, atau 1 ayam 1 ikan," ungkapnya.
Secara umum, sambungnya, sangat baik bila ditambah dengan lauk dan sayuran.
Baca Juga: Viral Masak Nasi Goreng Pakai Biskuit Oreo, Netizen: Sekte Sesat Makin Nambah Aja!
Adapun lomba masak nasi goreng yang digagas Wali Kota Semarang yang karib disapa Mbak Ita, diselenggarakan untuk mempromosikan konsep ketahanan pangan, urban farming, keseimbangan gizi makanan dan penanggulangan stunting kepada masyarakat luas.
"Saya ini ingin menggerakkan agar ibu-ibu itu kembali lagi ke dapur. Caranya dengan mengadakan lomba masak yang mudah-mudah dulu. Nasi goreng, siapa sih yang tidak mau," katanya.
Bukan lomba masak nasi goreng biasa, kriteria nasi goreng khas Mbak Ita harus menerapkan kaidah 'Isi Piringku' yaitu 1/3 nasi, 1/3 lauk, 1/6 buah, dan 1/6 sayur.
Isi Piringku sendiri adalah panduan gizi yang juga menjadi program nasional. Harapannya, para ibu peserta lomba nantinya akan menerapkan kaidah 'Isi Piringku' ketika menyiapkan sajian untuk keluarga di rumah.
Baca Juga: Resep Kreasi Nasi Goreng Keju Tomat, Cocok Buat Menu Sarapan Anak-anak Biar Enggak Bosan
Dosen Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Dr Sufiati Bintanah mengatakan bahwa dalam mengkonsumsi suatu makanan, masyarakat perlu mempertimbangkan kandungan nilai gizi. Nilai gizi yang dimaksud harus mencakup ketentuan cukup dan seimbang. Selain itu, juga wajib memperhatikan tingkat kesehatan dan keamanan pangan yang dihidangkan.
Menurutnya, olahan pangan sejenis nasi goreng dikatakan layak dikonsumsi dengan melihat bahan yang dipakai untuk membuatnya.
Peraih gelar doktor dari Undip ini menambahkan, bahan-bahan yang digunakan harus dilihat kelayakan hidangan untuk disajikan. Misal dalam pemakaian minyak goreng, idealnya hanya boleh dipakai sekali untuk memasak, bukan berkali-kali. Lebih dari itu, nasi yang akan digoreng sebaiknya masih baru.
"Nasi seyogyanya bukan dari memasak dalam jangka waktu lama karena adakalanya berisiko sudah basi. Selain itu juga rawan dengan kuman, bakteri dan lain sebagainya yang bisa mengakibatkan munculnya bibit penyakit," imbuh Sufiati.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: