Ilustrasi Filosofi Lepet. (Cookpad/olive bunda qonita)
INDOZONE.ID - Lebaran memang selalu identik dengan berbagai hidangan khas yang bikin momen kumpul keluarga makin seru.
Selain ketupat, ada satu makanan tradisional yang sering disajikan saat Lebaran, yaitu lepet.
Makanan ini bukan cuma enak dan bikin kenyang, tapi juga punya filosofi dalam yang berkaitan dengan makna silaturahmi.
Penasaran dengan asal-usul dan makna di balik lepet? Yuk, kita bahas lebih lanjut dilansir dari buku Kuliner Tradisi: Simbol Komunikasi Budaya Masyarakat dan Alam di Jepara karya Dra. Sri Indrahti, M.Hum., Dra. Siti Maziya, M.Hum., Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., dan Yanuar Yoga Prasetyawan, M.Hum.
Baca Juga: 17 Ide Nama Usaha Kue Kacang Kekinian untuk Sajian Lebaran
Lepet adalah makanan khas yang terbuat dari beras ketan, lalu dibungkus dengan daun kelapa muda dan direbus hingga matang.
Sekilas, cara membuatnya mirip dengan ketupat, tapi bahan dasarnya berbeda.
Karena terbuat dari beras ketan, tekstur lepet lebih liat dan lengket dibandingkan ketupat yang lebih padat seperti nasi.
Biasanya, dalam menu lebaran ini juga ditambahkan dengan parutan kelapa dan kacang tanah untuk memberikan rasa yang lebih gurih dan sedikit manis.
Bentuknya yang lonjong dan dibungkus rapat dengan daun kelapa muda membuat lepet memiliki ciri khas tersendiri di meja makan saat Lebaran.
Baca Juga: 17 Ide Nama Usaha Bika Ambon, Sajian Lebaran yang Bikin Jualan Laris Manis
Ternyata, lepet bukan sekadar camilan khas Lebaran, tapi juga memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa.
Kata "lepet" berasal dari filosofi "silep kang rapet", yang artinya disembunyikan dengan rapat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku Kuliner Tradisi