INDOZONE.ID - Kenaikan harga kakao di pasar global telah membawa dampak signifikan bagi petani kakao dan industri coklat.
Harga kakao yang terus melonjak ini dipicu oleh beberapa faktor termasuk perubahan iklim, penyakit tanaman, dan peningkatan permintaan global terhadap produk coklat.
Menurut data dari kementerian perdagangan, Harga Patokan Ekspor atau HPE biji kakao pada Juli 2024 menjadi USD 9.022 / MT, naik menjadi USD 1.197 atau 15,29 persen dari periode sebelumnya.
Dampak bagi Petani Kakao
Kenaikan harga kakao sebenarnya memberikan dua dampak yang berlawanan bagi petani. Di satu sisi, harga yang lebih tinggi berarti pendapatan yang lebih besar bagi petani yang dapat memanen dan menjual kakao mereka dengan sukses.
Baca Juga: Resep Es Lumut Coklat Cappucino: Pilihan Segar untuk Menu Buka Puasa
Namun, di sisi lain banyak petani mengalami kesulitan akibat biaya produksi yang juga meningkat.
Menurut data dari International Cocoa Organization (ICCO), biaya pupuk dan pestisida yang melonjak telah meningkatkan beban biaya bagi petani.
Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem juga mengurangi hasil panen, sehingga banyak petani tidak bisa memanfaatkan harga tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dampak bagi Industri Coklat
Di sisi industri coklat, kenaikan harga kakao menimbulkan tantangan tersendiri. Banyak perusahaan coklat besar menghadapi peningkatan biaya produksi yang signifikan.
Hal ini memaksa mereka untuk menaikkan harga jual produk coklat, yang pada akhirnya bisa mengurangi daya beli konsumen.
Beberapa perusahaan besar seperti Barry Callebaut dan Nestlé telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyesuaian harga produk mereka.
Baca Juga: Resep Bola-Bola Coklat Keju: Sajian Kue Lebaran yang Lembut dan Menggoda
Industri coklat juga berupaya mencari solusi lain untuk mengurangi ketergantungan pada kakao. Misalnya, beberapa perusahaan sedang meneliti penggunaan bahan pengganti kakao yang lebih murah dan lebih tahan terhadap perubahan iklim.
Solusi dan Upaya Adaptasi
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai pihak telah mengusulkan beberapa solusi. Pemerintah di negara-negara penghasil kakao, seperti Indonesia, Pantai Gading, dan Ghana, sedang mengupayakan program bantuan untuk petani agar mereka dapat mengakses teknologi pertanian yang lebih baik dan tahan terhadap perubahan iklim.
Di tingkat industri, perusahaan coklat besar juga bekerja sama dengan lembaga penelitian untuk mengembangkan varietas kakao yang lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim.
Selain itu, ada upaya untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mencari bahan substitusi yang dapat mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk.
Baca Juga: Inovasi Cokelat Ramah Diabetes: Pengembangan Produksi Biji Kakao yang Lebih Sehat
Kenaikan harga kakao di pasar global membawa dampak yang kompleks bagi petani dan industri coklat. Meskipun memberikan keuntungan finansial bagi sebagian petani, tantangan biaya produksi dan ketidakpastian hasil panen tetap menjadi kendala utama.
Di sisi lain, industri coklat harus beradaptasi dengan kenaikan biaya bahan baku, yang berpotensi mempengaruhi harga produk dan daya beli konsumen.
Upaya kolaboratif antara pemerintah, petani, dan industri diperlukan untuk menghadapi tantangan ini dan memastikan keberlanjutan sektor kakao dan coklat di masa depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ICCO