Nahas! Gegara Rok, WNA China Tewas Terjatuh Saat Berfoto di Kawah Ijen

WNA China inisial HL (31) yang meninggal di Kawah Ijen,

INDOZONE.ID - Berwisata merupakan kegiatan melepas penat yang banyak dinantikan banyak orang. Salah satunya seperti WNA China berisinial HL (31) yang sedang melakukan liburan di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur.

Siapa sangka bahwa rencana bahagia bersama pasangan justru menjadi musibah yang malang.Simak keterangan pemandu yang menjadi saksi pada kejadian nahas WNA China berikut ini.

Fakta Kematian Korban dari Kesaksian Pemandu TWA Kawah Ijen

1. Korban terjatuh di pagi hari

Seorang saksi yang merupakan pemandu wisata bernama Guswanto mengungkapkan bahwa dirinya mengantarkan pasangan wisatawan WNA tersebut dari Paltuding ke Kawah Ijen pada pukul 02.10 WIB.

Setelah sampai di puncak Gunung Ijen, pasangan tersebut kembali naik lagi untuk melihat matahari terbit setelah sebelumnya turun ke bawah untuk menyaksikan api biru.

Ilustrasi Kawah Ijen

Baca Juga: Intip Persyaratan Baru Masuk ke Wisata Kawah Ijen, Perhatikan Kesehatan Fisik dan Mental!

2. Disebabkan rok yang melilit korban saat berfoto

Dalam momen menyaksikan matahari terbit inilah yang menjadi penyebab korban terjatuh setelah bergantian berpose di tepi jurang dengan jarak 2-3 meter. Dari keterangan Guswanto, korban terjatuh karena tersangkut oleh rok yang dikenakannya saat berpose dan menyababkan kakinya terserimpet hingga terguling jatuh ke jurang dengan kedalaman puluhan meter.

3. Memakan waktu evakuasi selama 2 jam

Dengan dalam puluhan meter di bawah jurang, proses evakuasi korban memakan waktu 2 jam untuk membawa korban hingga ke atas bibir kawah.

Ilustrasi evakuasi korban WNA China di Kawah Ijen

Baca Juga: Kawah Ijen, Gunung Api di Indonesia yang Semburkan Api Biru

Tindak lanjut

Kejadian nahas tersebut membuat sang suami sangat terpukul. Jenazah korban dibawa ke RSDU Blambangan dan didampingi suami serta pemandu wisata. RS menemukan identifikasi luka parah yang dialami korban seperti benturan keras hingga tulang kakinya patah.

Penulis: Putri Nadhila