Kategori Berita
Media Network
Selasa, 19 NOVEMBER 2019 • 10:24 WIB

Kebudayaan Kalimantan Timur, dari Suku Hingga Adat

photo/indonesiakaya.com

Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.

Luas total Kaltim adalah 127.346,92 km² dan populasi sebesar 3.575.449 jiwa (2017). Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara. Ibu kota provinsi ini adalah kota Samarinda.

Provinsi Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.

Suku di Kalimantan Timur

Etnis Kalimantan Timur didominasi oleh etnis Jawa (30,24%) yang menyebar di hampir seluruh wilayah terutama daerah transmigrasi hingga daerah perkotaan.

photo/pegipegi.com

 Etnis terbesar kedua yaitu Bugis (20,81%) yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan.

Etnis terbesar ketiga adalah Banjar (12,45%) yang cukup dominan di Kota Samarinda dan Balikpapan. Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.

Di urutan keempat yaitu Etnis Dayak (9,94%) yang menempati daerah pedalaman. Etnis Kutai (7,80%) yang mendiami Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat berada di urutan kelima.

Di urutan keenam hingga sepuluh berturut-turut yaitu etnis Toraja (2,21%), Paser (1,89%), Sunda (1,57%), Madura (1,32%) dan Suku Buton (1,25%) serta suku-suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

Bahasa Daerah

Bahasa pengantar masyarakat Kalimantan Timur umumnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Persebaran Bahasa Banjar ke Kalimantan Timur karena besarnya jumlah perantauan Suku Banjar asal Kalimantan Selatan

photo/indonesiakaya.com

Penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis juga cukup besar di Kalimantan Timur karena banyaknya pendatang asal Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi yang mendiami Kalimantan Timur.

Ada beberapa bahasa lain yang dituturkan masyarakat Kalimantan Timur. Di antaranya, rumpun Melayu seperti bahasa Kutai Kota Bangun, Kutai Tenggarong, Berau dan rumpun Barito seperti Bahasa Paser, Benuaq, Bentian, Tunjung. 

Kemudian, ada bahasa Borneo Utara/Orang Ulu seperti Bahau, Modang, Aoheng/Penihing, Seputan, dan Basap Berau.

Lagu Daerah

Seperti halnya kebudayaan lain, Kalimantan Timur juga memiliki lagu khas daerahnya, lho.

Adapun beberapa lagu daerah dari Kalimantan Timur, di antaranya Burung Enggang, Meharit, Sabarai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang, Bedone, Ayen Sae, Sorangan, Indung-indung, Tingkilan (suku Kutai), dan Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea).

Senjata Tradisional

Di Kalimantan Timur, ada beberapa jenis senjata tradisional seperti mandau, gayang, keris buritkang, sumpit, tombak, perisai. Namun, yang paling terkenal adalah mandau. 

photo/Instagram/@wan.blade

Mandau biasanya dibuat oleh seorang pandai besi yang mempunyai ilmu gaib. Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira kira 1/2m.

Mandau itu ada dua macam. Pertama, mandau yang disebut Tampilan dan dipakai untuk perang dan upacara. Kedua, mandau yang biasa dipakai untuk keperluan sehari hari.

Pakaian Adat

Kebudayaan Kalimantan Timur tak lepas dari pakaian adat dari daerah itu sendiri.

Baik pria maupun wanita mengenakan tutup kepala (topi) berhiaskan bulu dari burung enggang, baju rompi dan kain tenun sebatas lutut.

photo/borneochannel.com

Untuk pria, mengenakan tameng dengan hiasan khas di tangannya, serta kalung yang terbuat dari tulang dan gigi binatang.

Sementara wanita ditambah dengan kain (rok) dengan warna dan hiasan khas, serta kalung dan beberapa gelang di kedua belah tangannya.

Rumah Adat

Rumah Lamin adalah rumah adat Kalimantan Timur. Bentuknya panggung setinggi 2 meter dari tanah dan dihuni oleh 25-30 kepala keluarga.

photo/belajar.kemdikbud.go.id

Ujung atap rumah dihiasi dengan kepala naga sebagai simbol keagungan, budi luhur, dan kepahlawanan. Sementara, halaman rumah berdiri sebuah patung Blontang menggambarkan dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.

Di dalam rumah adat ini, ada beberapa bagian yakni ruang dapur, ruang tidur, dan ruang tengah. Tangga yang digunakan untuk naik ke dalam rumah terbuat dari satu pohon. 

Sedangkan, dinding rumah dibuat dari katu dan daun rumbia. Di bagian bawah rumah (kolong) biasa digunakan untuk memelihara hewan ternak.

Alat Musik Tradisional

Ada juga alat musik tradisional Kalimantan Timur antara lain, kadire, klentengan (sluding), sampek, jatung utang, dan uding/uring.

Kedire

photo/GPS Wisata

Kedire dimainkan dengan cara ditiup. Nada yang keluar dari tempurung kelapa akan diatur sesuai irama musik. 

Bagian mulut alat musik ini terbuat dari labu berumur 5 sampai 6 bulan. Isi dari labu itu kemudian dikeluarkan lalu direndam selama 1 bulan full (30 / 31 hari). 

Labu itu kemudian direkatkan dengan perekat dari sarang lebah hutan.

Klentengan (sluding)

photo/wisatapedia

Jika dilihat sekilas, alat musik ini mirip dengan alat musik tradisional dari Jawa, yaitu Gamelan. 

Klentangan sendiri memiliki 6 gong kecil yang memiliki nada yang berbeda-beda. Alat musik ini terbuat dari kayu yang bersifat kuat dan ringan serta sebuah logam kuningan.

Sampek

photo/Dok. Sahabat Samboja

Sampek merupakan alat musik tradisional Suku Dayak atau masyarakat Kayaan. Uniknya, sampek terbuat dari beberapa jenis kayu seperti kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin.

Untuk membuat sampek butuh waktu berminggu-minggu. Jumlah senarnya disesuaikan dengan keinginan si pembuat. Ada 3 senar, 4 senar, 6 senar, bahkan lebih.

Jatung Utang

photo/Wikipedia

Alat musik ini terdiri dari kayu memanjang dan dimainkan dengan dipukul menggunakan kayu yang ujungnya ada gumpalan keras.

Selain untuk hiburan, alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi tarian tradisional oleh suku Dayak Kenyah di Kampung Pampang Kalimantan Timur.

Uding/Uring

photo/wisatapedia

Uding atau uring memiliki ukuran diameter 2 sampai 3 cm dan panjang sampai 20 cm. Di bagian ujungnya, terdapat rongga yang berisi biji kayu. Cara memainkan alat musik ini cukup dengan dipukul.

Desa Adat

Di Kalimantan Timur, ada desa budaya bernama Desa Lekaq Kidau. Hingga hari ini, desa adat Kalimantan Timur ini masih hidup dengan budaya nenek-moyang mereka.

photo/Dok. Pesona Indonesia

Setiap musim panen tiba, masyarakat desa merayakannya dengan melakukan penyembelihan babi dan pertunjukan tarian khas Dayak.

Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan menumbuk beras menjadi tepung dengan alat serupa lesung. Hasil tumbukan beras dimasukkan dalam bambu berukuran sedang dan dibakar dengan bara api.

Penduduk desa ini juga masih memegang budaya daun telinga cuping panjang. Pemanjangan cuping telinga ini dilakukan sejak masih bayi.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Tags
BERITA TERBARU

Kebudayaan Kalimantan Timur, dari Suku Hingga Adat

Link berhasil disalin!