Kategori Berita
Media Network
Rabu, 27 DESEMBER 2023 • 11:45 WIB

CEO Starbucks Protes Aksi Boikot Produk Pendukung Israel yang Bikin Dia Rugi: Misinformasi!

Aksi pendukung Palestina di gerai Starbucks yang jadi salah satu sasaran produk pendukung Israel.
INDOZONE.ID - CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan, orang-orang yang memprotes dan memboikot perusahaan atas sikapnya terhadap perang Israel-Hamas sebenarnya telah dipengaruhi oleh misinformasi dari media sosial.

Melalui representasi keliru yang tersebar luas di lini masa tersebut, membuat banyak masyarakat dunia percaya bahwa Starbucks berdiri di belakang Israel.

Padahal, sebenarnya baik dirinya secara pribadi, maupun Starbucks, kata dia, memiliki posisi jelas, yakni membela kemanusiaan dan mengecam segala tindakan kekerasan.

"Ada konflik di banyak wilayah. Hal ini telah memicu kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah, ujaran kebencian dan senjata, serta kebohongan – yang semuanya kami kutuk. Kota-kota di seluruh dunia – termasuk Amerika Utara – telah menyaksikan peningkatan protes," kata Narasimhan dalam surat akhir tahunnya kepada para karyawan, dikutip Business Insider, Rabu (27/12/2023).

Karena itu, perusahaan jaringan kedai kopi modern dunia ini menyayangkan tindakan boikot dan vandalisme yang dilakukan para pengunjuk rasa pembela Palestina di beberapa gerai mereka.

Baca Juga: Sempat Tuai Pro Kontra, Daging Steak Hasil Budidaya dari Sel Sapi Kini Halal di Israel

“Banyak toko kami yang mengalami insiden vandalisme. Kami melihat para pengunjuk rasa dipengaruhi oleh representasi keliru di media sosial tentang apa yang kami perjuangkan. Kami telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan mitra dan pelanggan kami aman. Tidak ada yang lebih penting. Pendirian kami jelas. Kami membela kemanusiaan," tegas pemilik 38.038 gerai kopi modern di seluruh dunia itu.

Sementara itu, menurut Business Insider, sebelumnya Serikat pekerja yang berada di bawah bendera Starbucks Workers United juga telah menunjukkan sikap jelasnya terhadap kejahatan genosida yang terjadi di Gaza.

Serikat pekerja tersebut pernah membuat sebuah unggahan pro-Palestina di media sosial pada bulan Oktober, termasuk postingan yang bertuliskan ‘Solidaritas dengan Palestina!’.

Namun, pada saat itu, Starbucks mengatakan kepada Business Insider bahwa mereka sangat tidak setuju’ dengan postingan serikat pekerja tersebut. Sementara, serikat pekerja, dalam suratnya kepada manajemen Starbucks, mengatakan bahwa perusahaan tersebut salah mengartikan masalah ini.

“Starbucks telah berulang kali menyalahkan tweet Starbucks Workers United karena menciptakan publisitas negatif yang merugikan Starbucks dan para pekerjanya,” tulis presiden serikat pekerja Lynne Fox dalam suratnya kepada dewan Starbucks pada bulan Oktober lalu.

Sayangnya, upaya untuk menegakkan keadilan di Gaza justru disalahartikan perusahaan. Perusahaan yang melantai di bursa saham Amerika Serikat dengan kode SBUX.O ini justru mengklaim bahwa Serikat pekerja mendukung terorisme dan menjatuhkan sanksi kepada para pekerja yang ikut bergabung dalam gerakan bela Palestina.

Starbucks menggugat serikat pekerja di pengadilan federal di Iowa, dengan tuduhan pelanggaran merek dagang dan kerusakan berulang. Sebaliknya, serikat pekerja juga menggugat Starbucks di pengadilan federal di Pennsylvania, dengan tuduhan pencemaran nama baik dan meminta keputusan yang akan menegaskan hak mereka untuk menggunakan nama Starbucks. Kedua gugatan tersebut masih berada di pengadilan hingga saat ini.

Baca Juga: Viral Video Gerai McDonald's 'Disulap' Bernuansa Palestina, Pihak McD Sebut Itu Bukan di Indonesia

Sementara itu, beberapa pendukung Israel menyerukan boikot terhadap jaringan tersebut atas pos-pos serikat pekerja yang pro-Palestina. Tanggapan Starbucks yang menjauhkan diri dari postingan serikat pekerja yang pro-Palestina kemudian membuat marah beberapa pendukung pro-Palestina, yang menyebabkan seruan tambahan bagi pelanggan untuk memboikot merek tersebut.

“Kita berada dalam lingkungan makro di mana ucapan dijadikan senjata, yang mengarah pada misinformasi yang mendorong narasi sejumlah topik yang sangat penting bagi komunitas di seluruh dunia. Starbucks juga tidak kebal terhadap misinformasi ini karena perusahaan telah melihat langsung dampaknya. pengaruh fakta yang disalahartikan pada merek tersebut," kata sumber Starbucks kepada Business Insider dalam sebuah pernyataan.

Dampak finansial apa pun dari seruan boikot tersebut masih belum jelas. Namun yang pasti, saham perusahaan sudah turun sekitar 8% dalam sebulan terakhir. Data pihak ketiga dari Placer.ai menunjukkan, bahwa toko-toko mengalami peningkatan jumlah pengunjung selama promosi liburan baru-baru ini, namun peningkatan tersebut lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

“Permintaan pelanggan terhadap kami tetap kuat. Kami tidak benar-benar melihat adanya perubahan dalam sentimen basis pelanggan kami saat ini,” kata kata Narasimhan, dalam laporan pendapatan perusahaan pada tanggal 2 November, yang mencakup laporan keuangan perusahaan kuartal III-2023.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Business Insider

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

CEO Starbucks Protes Aksi Boikot Produk Pendukung Israel yang Bikin Dia Rugi: Misinformasi!

Link berhasil disalin!