Sate Ayam Ponorogo. (Z Creators/Ahmad Fauzy)
Berkunjung ke Ponorogo kurang lengkap rasanya kalau enggak mencicipi kuliner khasnya yaitu sate ayam Ponorogo. Salah satu kuliner khas Bumi Reog ini rasanya nagih banget.
Nah, enggak perlu bingung untuk mencarinya, berikut tiga lokasi kuliner sate ayam di Ponorogo yang bisa kamu kunjungi!
1. Sate Ayam Setono
Sate Ayam Setono berlokasi di Kampung Sate, Jalan Barito, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur atau lebih dikenal dengan sebutan Kota Lama.
Disebut Kota Lama karena sebelum berpindah ke alun-alun, pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo berada di Setono. Sate Ayam Setono dimasak dengan diungkep menggunakan rempah-rempah sehingga warnanya cenderung kekuningan.
Selain itu, saus atau sambal kacangnya juga berwarna lebih cerah dibandingkan sate ayam di Ponorogo lainnya. Sate Ayam Setono hanya dijual mulai sore sampai malam hari.
Sate ini lebih dikenal sebagai sate ayam kaki lima karena mayoritas pedagangnya berjualan di warung kecil atau warung tenda. Gerobak sate ayam setono cenderung bernuansa hijau. Ada 50 penjual Sate Ayam Setono yang berpencar untuk berjualan.
“Kalau harganya Rp14 ribu per 10 tusuk. Ini harga paling rendah sesuai kesepakatan paguyuban,” ujar salah satu penjual sate ayam setono, Kabul.
Kabul juga mengatakan bahwa perbedaan Sate Ayam Setono dengan sate ayam lain di Ponorogo terletak pada ukurannya. Menurutnya, Sate Ayam Setono ukurannya lebih kecil dibanding yang lain.
Dari pengakuan Kabul, kakek neneknya adalah pendiri Sate Ayam Setono. Mereka mulai berjualan sejak tahun 1950-an.
2. Sate Ayam Tukri Sobikun (Gang Sate)
Sate Ayam Tukri Sobikun terletak di Jalan Lawu Gang Sate, Kelurahan Nologaten, Kabupaten Ponorogo. Sate di Gang Sate ini bisa dibilang VVIP karena jika dilihat dari ukurannya, sate ini berukuran jumbo dengan harga yang cukup fantastis, yaitu Rp32 ribu per 10 tusuk.
Saat masuk ke gang sate, ada jajaran warung sate ayam. Nah, untuk yang Gang Sate ini, mereka membuka depot di rumah serta menyediakan take away. Nama Sobikun sendiri diambil karena Sobikun adalah cikal bakal penjual sate di Gang Sate ini.
Sate Pak Tukri dimasak dengan cara dibacem dan diasap terlebih dahulu, baru kemudian dibakar. Proses pengasapan ini menghilangkan air dan lemak yang terkandung di dalam daging ayam. Sehingga, Sate Ayam Pak Tukri mampu bertahan sampai sepekan dan bisa dijadikan oleh-oleh.
“Memang kami VVIP. Satenya lebih besar. Harga ya menyesuaikan lah. Kalau yang Mbah saya, Sobikun, dari tahun 1960-an,” katanya.
Awalnya, Sate Ayam Pak Tukri enggak buka di rumah, melainkan berjualan di Jalan Ahmad Dahlan dan baru buka di tahun 2003.
“Setelah buka di rumah, yang ke sini pejabat-pejabat. Kalau Mbah saya diundang ke Istana Presiden zamannya Pak Karno. Kalau saya, presidennya datang ke sini, Pak SBY dan Pak Jokowi,” jelasnya.
Sate Ayam Pak Tukri Sobikun, biasa buka pukul 09.00-21.00 WIB. Jika weekend atau hari libur bisa tutup lebih awal.
3. Sate Ayam Ngepos (Purbosuman)
Dibanding Sate Ayam Setono dan Sate Ayam Pak Tukri, mungkin Sate Ayam Ngepos yang paling strategis lokasinya. Tempat produksinya di Kelurahan Purbosuman, sedangkan tempat berjualan di Ngepos. Hanya 5 menit dari Alun-alun Ponorogo.
Sate Ayam Ngepos dibakar secara langsung dalam posisi mentah dengan bumbu bakar berupa kecap dan minyak sayur. Secara ukuran, Sate Ayam Ngepos enggak kecil dan enggak besar.
Harga sate ini dibanderol seharga Rp25 ribu per 10 tusuk. Di Warung Sate Ayam Ngepos sendiri, ada beberapa jenis sate yang dijual. Buka mulai dari pukul 10.00-21.00 WIB.
Itulah tiga lokasi sate ayam di Ponorogo. Kamu tertarik coba yang mana nih?
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: