Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 07 MEI 2022 • 17:38 WIB

Hanya dalam 3 Jam Getuk di Ruang Tamu Ini Ludes Ratusan Porsi, Seenak Apa?

Kuliner legendaris yang manis (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Jika ke Ponorogo, kurang lengkap rasanya kalau tidak mencicipi kuliner khasnya. Selain sate, Ponorogo juga punya makanan bernama getuk golan. Kuliner ini merupakan perpaduan antara pulennya singkong dan ketan putih yang ditaburi parutan kelapa, terakhir disiram dengan air gula merah. Jajanan tradisional ini memang enggak boleh dilewatkan.

Diberi nama Getuk Golan karena pusat pembuatan getuk ini berada di Desa Golan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

Getuk Golan Jeminah termasuk yang tertua di Desa Golan (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Bagi pecinta kuliner tradisional getuk Golan, wajib mencicipi yang legendaris di warung Getuk Golan Bu Jeminah. Berada di Jalan Srikaton, pedagang berusia 70 tahun itu membuka lapak dagangannya di ruang tamu. 

Eits, tapi jangan dipandang sebelah mata. Walaupun hanya menggelar dagangan di ruang tamu, dagangan Jeminah selalu ludes setelah Maghrib. Padahal lapaknya baru buka pukul 15.00 WIB. 

"Ya kurang lebih 3 jam saja. Jam 3 sore buka jam 6 sore sudah habis," ujar Jeminah, kepada Tim IDZ Creators.  

Jeminah berjualan getuk di ruang tamunya (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Getuk Golan Jeminah diberi nama ‘Tunggal Cara Beda Rasa’. Yang artinya, pembuatan getuk golan itu sama caranya, namun rasanya berbeda. 

Sebab di Desa Golan bukan cuma Jeminah yang berjualan. Dulu hampir setiap rumah berjualan. Kini tinggal beberapa, salah satunya Jeminah yang paling lama.

Saat didatangi di rumahnya, Jeminah sedang membuat pesanan untuk arisan. Sudah Ada 15 bungkus yang telah jadi. Padahal pesanan yang harus dibungkus ada 50 bungkus. 

Belum lagi, mereka yang ingin menyantap getuk langsung di rumahnya. Ya, walaupun membuka lapak di ruang tamu, Jeminah juga mempersilahkan pembeli menikmati getuk di rumahnya. 

Jeminah sedang meracik seporsi getuk (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Jeminah lalu berkisah bahwa bahan dasarnya yakni ketela, didatangkan dari daerah Telaga Ngebel, Ponorogo. Satu hari dia sanggup menghabiskan 15 kilogram ketela. 

Dalam 15 kilogram ketela itu, kemudian dikupas, lalu dikukus. Setelahnya baru ditumbuk dengan alu hingga pulen. Barulah hasilnya dipadukan dengan ketan dan cenil lalu disiram dengan air gula merah. 

"Saya dulu jualannya malam jam 22.00 di rumah. Lalu ke pasar di pusat kota pada waktu pagi. Sekarang cukup di rumah saja,” katanya. 

Dia mengaku, awalnya menjual getuk Golan seharga Rp150 per bungkus. Kemudian harganya naik, sampai sekarang Rp2 ribu per bungkus. 

Getuk Golan dijual Rp2 ribu per bungkus (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Dalam sehari Jeminah bisa menjual 100 hingga 200 bungkus getuk. Sehingga dalam sehari Jeminah bisa mengantongi uang Rp200 ribu hingga Rp400 ribu. 

Selain per bungkus, Jeminah juga mulai merambah tumpeng getuk karena banyaknya permintaan tumpeng untuk bingkisan atau hantaran.

"Saya dibantu anak juga kalau yang tumpeng. Anak Saya berjualan lewat media sosial. Kalau tumpeng harganya Rp80 ribu hingga Rp100 ribu," pungkasnya. 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

IDZ Creators

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Hanya dalam 3 Jam Getuk di Ruang Tamu Ini Ludes Ratusan Porsi, Seenak Apa?

Link berhasil disalin!