INDOZONE.ID - Baru-baru ini beredar video di media sosial yang memperlihatkan fenomena baru di kalangan komunitas pendaki gunung.
Sebuah unggahan di platform X pada 4 Juni 2025 oleh akun @Berant_takan menjadi ramai setelah membahas para pendaki mandiri tidak kebagian tempat karena adanya sistem booking lahan kemah di gunung.
"CAPE2 NEJAR WAKTU MASIH SIANG BUAT BIKIN TENDA, EH UDAH FULL BOKING AJA NI LAHAN CAMP, tulis salah satu pengguna TikTok.
Fenomena ini semakin mempertegas tren komersialisasi ruang alam di Indonesia. Tentu saja hal ini mengubah cara dalam menikmati keindahan gunung.
Baca Juga: Balai TN Manusela Tutup Sementara Jalur Wisata Gunung Binaiya Buntut Pendaki Hilang
Salah satu penyedia booking lahan camp yang paling disorot adalah Tiga Dewa Adventure. TO atau Tour Operation ini sudah berdiri sejak 2008 dan dikenal dengan slogan You’ll Never Hike Alone.
Sekilas, ini membuka peluang bagi pendaki pemula untuk mengenal alam dengan aman. Namun, di sisi lain, hal ini menimbulkan pertanyaan di mana pendakian dijadikan komoditas.
Alhasil, Tiga Dewa Adventure jadi sorotan dan sasaran kemarahan netizen di media sosial. Banyak netizen menilai jika Tiga Dewa Adventure memonopolisasi lahan-lahan di gunung.
"Tiga kata lucu ( booking lahan camp )," tulis seorang netizen.
"jangan jadi ormas gunung," ujar yang lain.
"bisa ya booking lahan begitu?," timpal netter lainnya.
Tak lama kemudian, Tiga Dewa Adventure memberikan klarifikasi. Perusahaan ini meminta maaf atas informasi yang beredar di media sosial terkait kegaduhan yang terjadi.
Tiga Dewa Adventure menegaskan tidak pernah memonopoli area kemah atau porter lokal, juga tidak melakukan booking area lahan untuk pendirian tenda.
Lebih lanjut katanya, mereka mereka tidak pernah mengelola area gunung secara eksklusif. Mereka hanya menyediakan jasa pemandu, porter, dan logistik untuk mendirikan tenda serta kebutuhan lainnya.
Tiga Dewa Adventure juga siap menempuh jalur hukum untuk pihak-pihak yang menyebarkan hoaks atas kasus ini.
Baca Juga: Mengenal Yellow Valley, Lokasi di Puncak Carstensz yang Bikin Pendaki Kewalahan
"Kami melindungi hak hukum kami untuk menempuh jalur Hukum terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab karena telah menyebarkan berita bohong/hoax yang menimbulkan kegaduhan di berbagai kalangan," bunyi poin tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: