INDOZONE.ID - Industri pariwisata Jepang tampaknya tengah menghadapi hantaman tak terduga.
Bukan karena pandemi atau krisis ekonomi, melainkan akibat ramalan menggemparkan dari seorang seniman manga bernama Ryo Tatsuki.
Banyak orang dilaporkan membatalkan rencana liburan mereka ke Jepang karena takut akan musibah yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Bandara Kansai di Jepang Bikin Rekor 30 Tahun tanpa Drama Koper Hilang, Wajib Dicontoh!
Direktur pelaksana WWPKG, agen perjalanan yang berbasis di Hong Kong, menjelaskan bahwa pemesanan ke Jepang turun hingga 50 persen selama liburan Paskah, angka yang diperkirakan akan turun lebih jauh selama beberapa bulan ke depan.
Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat ketika Kedutaan Besar China di Tokyo mengeluarkan peringatan tentang bencana alam di Jepang bulan lalu.
Lantas, apa sebenarnya ramalan menggemparkan yang diramalkan oleh Ryo Tatsuki hingga membuat banyak orang membatalkan rencana liburan mereka ke Jepang?
Tatsuki, yang merilis buku berjudul The Future I Saw pada tahun 1999, kembali menjadi perbincangan setelah isi bukunya viral di media sosial.
Dalam edisi lengkap buku yang dirilis pada 2021, ia menuliskan ramalan tentang bencana dahsyat yang diprediksi akan terjadi di Jepang pada 5 Juli 2025.
Dalam buku tersebut, Tatsuki menggambarkan bahwa sebuah retakan akan muncul di dasar laut antara Jepang dan Filipina, memicu gelombang raksasa ke daratan, bahkan disebut tiga kali lebih tinggi dibanding tsunami Tohoku pada 2011 silam.
Tak hanya itu, lautan Jepang yang "mendidih" juga disebutkan dalam narasi ramalannya.
Beberapa pihak menafsirkan ini sebagai letusan gunung berapi bawah laut, dengan episentrum berada di wilayah segitiga yang menghubungkan Jepang, Indonesia, Taiwan, dan Kepulauan Mariana Utara.
Baca Juga: 7 Tempat Wisata Ghibli di Jepang yang Wajib Dikunjungi Penggemar
Bukan hanya itu, kekhawatiran masyarakat juga diperkuat dengan peringatan resmi dari Kedutaan Besar China di Tokyo.
Dalam imbauannya, kedutaan meminta warga negara China yang berada atau berencana ke Jepang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam.
Meski tidak secara langsung mengacu pada ramalan Tatsuki, peringatan ini makin menyulut ketakutan sebagian wisatawan, terutama yang sudah akrab dengan isi buku tersebut.
Buku The Future I Saw bukan kali pertama memicu perdebatan. Sebelumnya, sejumlah ramalan Tatsuki dianggap "terbukti," termasuk serangan teroris dan bencana alam lainnya.
Namun hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung prediksi soal bencana pada Juli 2025.
Pihak otoritas Jepang sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait ramalan ini.
Para ahli gempa dan vulkanologi juga belum menemukan anomali signifikan yang menunjukkan akan terjadinya aktivitas geologis luar biasa dalam waktu dekat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Unilad.com