Kamis, 30 JANUARI 2025 • 10:30 WIB

Serunya Tradisi Siat Yeh, Perang Air untuk Menyambut Tahun Baru di Bali

Author

Tradisi Siat Yeh. (Dok. Disbud Badung)

INDOZONE.ID - Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan praktik spiritual sebagai masyarakat yang religius.

Berbagai tradisi yang diadakan erat dengan religi. Baik itu rangkaian piodalan di pura maupun upacara hari raya keagamaan Hindu.

Tradisi yang masih eksis hingga sekarang di Bali yaitu Siat Yeh. Tradisi ini dilakukan masyarakat Bali untuk merayakan pergantian tahun.

Siat Yeh dapat ditemukan di Banjar Teba, Jimbaran dan Desa Suwat, Gianyar, Bali. Desa Jimbaran terkenal dengan wisata kuliner seafoodnya.

Sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut, membuat Desa Jimbaran memiliki garis pantai yang indah dengan pantai berpasir putih.

Desa Adat Jimbaran memiliki dua sumber air, yaitu Pantai Suwung (air rawa) di timur dan Pantai Sagara (laut) di barat.

Warga Desa Jimbaran melestarikan tradisi ini setiap Hari Raya Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi.

Apa Itu Siat Yeh?

Kata "siat" berarti perang dalam artian setiap hari manusia berurusan dengan pikiran baik dan buruk yang berdampak pada diri sendiri dan lingkungannya.

Kata "Yeh" berarti air sebagai sumber kehidupan yang harus dilindungi dan dihormati. Mata air dan sekitarnya merupakan tempat yang disucikan bagi masyarakat Bali.

Meskipun fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mata air sering digunakan untuk ritual umat Hindu Bali.

Oleh karena itu, dengan menjaga kelestarian mata air, diyakini bahwa kemakmuran akan datang kepada mereka yang menjaganya.

Bagi masyarakat Desa Adat Jimbaran, adat ini merupakan perwujudan rasa syukur dan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Selain itu, masyarakat Bali percaya bahwa air adalah media untuk membersihkan tubuh dan jiwa untuk mencapai tingkat kesucian yang lebih tinggi.

Ritual Siat Yeh

Sejarah tradisi Siat Yeh dimulai dengan anak-anak main air di wilayah timur atau sumber air Suwung.

Sekelompok pemuda lainnya pergi ke pantai timur atau lepas pantai. Ketika kedua kelompok bertemu, mereka akan menyiramkan air satu sama lain.

Tradisi ini menjadi sangat penting yang pada akhirnya, masyarakat Jimbaran melakukan secara rutin setiap Ngembak Geni. Selanjutnya ada Perang Air Siat Yeh dilakukan di Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, Kab. Gianyar.

Desa adat Suwat memiliki tradisi unik dan kreatif yaitu Festival Air Suwat merupakan sebuah tradisi penghormatan terhadap peran air sebagai pemberi kehidupan bagi kehidupan desa.

Festival ini diadakan tiap menjelang pergantian tahun Masehi, festival ini digelar selama 3 hari yaitu pada tanggal 30-31 Desember dan pada tanggal 1 Januari bertepatan dengan tahun baru.

Puncak dari Festival Air Suwat dilakukannya ritual Mendak Tirta dan Siat Yeh atau dikenal juga sebagai perang air. Perang air dimaknai masyarakat setempat sebagai upaya melawan energi buruk yang bakal merintangi perjuangan mereka menghadapi kehidupan di tahun baru.

Cara melakukan Tradisi ini dengan cara mengambil air dan kemudian saling disiramkan ke tubuh, mereka berharap dapat kembali membersihkan diri.

Tradisi ini menjadi cara masyarakat setempat menghormati air sebagai komponen penting dalam kehidupan mereka. Siat Yeh biasanya digelar di kawasan catus pata atau perempatan jalan desa.

Semua turut hadir dalam festival ini baik orang Tua, dewasa maupun anak-anak serta para wisatawan ikut hadir dalam acara festival ini. Hadir pula unit mobil pemadam kebakaran, kendaraan ini diperlukan untuk membantu menyemprotkan air ke tengah peserta.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Tradisi Siat Yeh Di Banjar Teba Jimbaran