INDOZONE.ID - Pada tahun 2024, fenomena aurora borealis, atau Cahaya Utara, diprediksi akan terlihat lebih sering dan di wilayah yang biasanya tidak terjangkau oleh fenomena ini.
Hal ini terjadi karena matahari sedang mencapai puncak dari siklus 11 tahunnya, yang dikenal sebagai "solar maksimum". Pada periode ini, aktivitas matahari berada pada titik tertinggi, yang mempengaruhi intensitas aurora borealis.
Menurut Mark Miesch, seorang ilmuwan di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA di Boulder, Colorado, solar maksimum kali ini sangat dinantikan karena solar maksimum terakhir pada tahun 2014 adalah yang terlemah dalam satu abad.
Baca Juga: Dieng Culture Festival 2024 Akan Segera Digelar Pada Bulan Agustus!
Fenomena Aurora Borealis di Seluruh Dunia
Badai matahari paling kuat dalam lebih dari 20 tahun telah memicu pertunjukan langit yang menakjubkan dari aurora borealis di seluruh wilayah planet ini.
Kegembiraan atas aurora menyebar ke seluruh dunia, dengan orang-orang menangkap foto-foto warna-warni langit malam dari berbagai lokasi, termasuk Prancis, Amerika Serikat, dan Tasmania.
Keindahan aurora borealis tidak hanya memikat para pengamat langit, tetapi juga menarik wisatawan dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan fenomena alam ini secara langsung.
Baca Juga: Bikin Terpukau! Jalanan di Negeri Aurora Ini Bak Studio Foto Raksasa!
Penyebab dan Dampak Badai Matahari
Aurora borealis yang luar biasa ini disebabkan oleh koronal mass ejections (CMEs) dari matahari. CMEs adalah ledakan besar dari plasma dan medan magnet dari korona matahari yang melepaskan sejumlah besar energi ke ruang angkasa.
Ketika CME ini mencapai bumi, mereka meningkatkan aktivitas geomagnetik yang menghasilkan cahaya aurora yang spektakuler. Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi gangguan pada jaringan listrik dan komunikasi, badai matahari kali ini tidak menimbulkan masalah besar, meskipun beberapa penyimpangan minor diamati.
Baca Juga: Inilah Vila Aurora, Vila Mewah di Roma yang Dilelang Seharga Rp7 Triliun
Kegembiraan dan Tantangan di Balik Fenomena Aurora Borealis
Kegembiraan atas aurora borealis ini menimbulkan rasa antusiasme yang luar biasa di kalangan masyarakat global. Foto-foto langit malam yang penuh warna membanjiri media sosial, menunjukkan betapa fenomena ini mampu memikat hati banyak orang.
Namun, fenomena ini juga menimbulkan tantangan, terutama terkait dengan potensi gangguan pada teknologi dan komunikasi. Badai geomagnetik yang kuat bisa mempengaruhi jaringan listrik, satelit, dan sistem navigasi, yang memerlukan perhatian ekstra dari para ilmuwan dan penyedia layanan terkait.
Baca Juga: Pemandangan Indah Aurora dari ISS, Perlihatkan Bumi Berkilau dengan Warna Hijau
Masa Depan Pengamatan Aurora Borealis
Dengan meningkatnya aktivitas matahari dan prediksi tentang frekuensi aurora borealis yang lebih tinggi, destinasi-destinasi yang dikenal sebagai lokasi terbaik untuk mengamati aurora seperti Islandia, Norwegia, dan Kanada, diperkirakan akan mengalami lonjakan jumlah wisatawan.
Industri pariwisata di daerah-daerah ini pun bersiap-siap untuk menyambut para pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan cahaya utara.
Selain itu, peningkatan pemahaman tentang fenomena ini juga mendorong upaya ilmiah untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana aurora borealis terbentuk dan bagaimana kita bisa memprediksi dan mengatasi dampaknya dengan lebih baik.
Baca Juga: Pulau Senja, Tempat dengan Aurora Terindah di Norwegia
Aurora borealis tetap menjadi salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan dan memukau di dunia. Tahun 2024 memberikan kesempatan unik bagi banyak orang untuk menyaksikan keindahan cahaya utara ini lebih sering dan di lebih banyak tempat dari biasanya.
Meskipun ada tantangan yang menyertai fenomena ini, keindahan dan keajaiban aurora borealis terus menarik perhatian dan antusiasme orang-orang di seluruh dunia.
Bagi para penggemar langit malam dan wisatawan, tahun ini adalah waktu yang tepat untuk merencanakan perjalanan ke destinasi-destinasi aurora dan menikmati salah satu pertunjukan alam paling spektakuler yang ditawarkan oleh bumi kita.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: National Oceanic And Atmospheric Administration