Pertunjukan seni tari yang diperagakan oleh Gen Z di Parepare, Sulawesi Selatan.
INDOZONE.ID - Pemerintah Kota Parepare, Sulawesi Selatan, melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (DKOP), terus menggandeng komunitas seni dan budaya untuk menjaga kelestarian tradisi masyarakat Sulawesi Selatan.
Fokusnya adalah budaya etnis Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, dan Massenrempulu yang menjadi mayoritas di Parepare.
"Komunitas seni dan budaya di Parepare adalah mitra penting kami dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal, khususnya budaya Parepare. Karena itu, kami terus melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan," kata Kepala Dinas DKOP Parepare, Iskandar Nusu, Senin (26/11/2024).
Baca Juga: Suasana Kampung Seni Borobudur yang Mulai Berfungsi Sebagai Tempat Pedagang dan Area Parkir Wisata
Iskandar juga berharap munculnya berbagai komunitas seni, seperti sanggar seni, dapat menarik minat generasi muda, khususnya Gen Z, untuk lebih mengenal budaya mereka.
"Kami sangat mendukung berkembangnya sanggar seni, terutama sanggar tari, di Parepare. Ini juga menjadi bagian dari promosi wisata budaya kami," tambahnya.
Saat ini, ada sekitar lima sanggar seni yang aktif di Parepare, salah satunya adalah Sanggar Seni Melati. Sanggar ini bahkan membuka kelas tari untuk pemula yang dinamakan Melati Dance School.
Baca Juga: Cerita dan Makna Tari Kecak di Pura Uluwatu Bali
"Kelasnya baru dibuka tahun ini, dan kebetulan putri saya memang hobi menari. Saya mendukung penuh ketika dia ingin bergabung," ujar Hesty, salah satu warga Parepare.
Menurut Hesty, di Melati Dance School, anak-anak tidak hanya belajar tari khas Bugis, tetapi juga tarian dari etnis lain, seperti Makassar, Toraja, Mandar, dan Massenrempulu.
"Putri saya memang punya rasa ingin tahu yang besar soal tarian. Dia suka mengeksplorasi berbagai jenis tarian, jadi senang sekali ketika ada kesempatan belajar budaya di sini," tutup Hesty.
Upaya ini menunjukkan bagaimana komunitas seni di Parepare tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga menjadi wadah edukasi bagi generasi muda untuk mencintai budaya mereka sendiri.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan