"Masa Depan Pulau Kucing. Jumlah kucing secara bertahap berkurang. Kucing-kucing tersebut semakin tua. Saat ini, semua kucing di pulau tersebut berusia di atas tujuh tahun.
Sejak sterilisasi yang dilakukan pada Oktober 2018, tidak ada anak kucing yang lahir. Kami pikir kucing-kucing tersebut akan 'menyebrangi jembatan pelangi' dalam beberapa tahun.
Saat ini ada lima penduduk di pulau tersebut. Ketika para wisatawan berhenti datang ke pulau, akan ada pembicaraan tentang pengurangan atau bahkan pembatalan layanan feri reguler.
Ketika 'Cat Mama' semakin tua dan meninggalkan pulau, itu akan menjadi akhir dari Pulau Kucing.
Ini adalah cerita yang menyedihkan, dan meskipun kami berharap setiap kucing dapat hidup bahagia di pulau itu, itulah akhir dari Pulau Kucing."
Berbagai macam komentar dilontarkan di Tweet tersebut terhadap nasib Pulau Kucing yang mengalami penurunan populasi manusia dan kucing.
Banyak komentar yang mengungkapkan kesedihan atas situasi tersebut, meskipun mereka memahami bahwa keadaan ini tidak dapat dihindari.
Beberapa orang berharap masih bisa mengunjungi pulau itu atau berharap ada penerus yang bisa merawat kucing-kucing liar di sana.
Ada juga yang merasa keputusan mengurangi populasi kucing adalah tindakan yang tepat. Pada akhirnya, pulau tersebut tampaknya akan segera menghadapi akhirnya tanpa dukungan manusia yang cukup untuk menjaga kucing-kucing liar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Japantoday.com