Nama Srimulat tentu enggak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Srimulat seperti melekat di dalam memori kolektif pecinta seni dan masyarakat secara umum sebagai kelompok lawak.
Lawakan-lawakan Srimulat hingga saat ini mungkin masih melekat di ingatan masyarakat misalnya lawakan antara Djudjuk dan Gepeng, “Ati-ati di kota ya, jangan sampai kamu pulang tinggal nama”, Gepeng menjawab “Nggak usah kuatir! Nama saya nggak mungkin pulang sendiri”
Di Solo, Jawa Tengah, anak-anak dari legenda Srimulat, Djudjuk Djuwariyah atau Djudjuk Srimulat mendirikan sebuah kedai makan bernama Ndopo Srimulat.
Nama tersebut diinisiasi oleh dua anak dari pasangan Teguh Slamet Rahardjo dan Djudjuk, yang juga pentolan grup musik dan lawak yang lahir di Surabaya puluhan tahun lalu, Mia Permata dan Sintia Perdana.
Mia dan Sintia biasa mereka disapa, bercerita kalau keinginan bikin usaha di tengah pandemi sudah ada sejak lama. Hal ini mereka ungkapkan saat ditemui Tim IDZ Creators, Kamis, (17/02/2022).
Kemudian, mereka menggali menu-menu makan yang dulu gemar dimasak sang ibu, beberapa menu favorit sang bapak dan menu yang disukai para pelawak Srimulat.
"Itu kita kumpulkan. Kemudian kita sajikan dengan nama yang unik misalnya kayak koyor nyonyor, lodeh ndoro, seperti itu," ungkap Mia di sela-sela aktivitas di Ndopo Srimulat.
Kedai makan yang beralamat di Jalan Srigunting V Nomor 2, Gremet, Manahan, Solo ini resmi dibuka Rabu (1/12/2021) lalu. Semula kedai ini akan diberi nama Eyang Djudjuk atau Warung Eyang Djudjuk.
"Tadinya kan bingung mau pake nama apa, penginnya pakai nama ibu saja, Eyang Djudjuk atau Warung Eyang Djudjuk," ucap Sintia menambahkan.
Menurut Sintia, kebetulan salah satu produksi di salah satu televisi swasta nasional bekerjasama dengan Tim Srimulat akan menggarap Srimulat Movie di Solo.
"Saya pikir timing-nya pas banget ya dengan kita mau bukaan kedai ini. Udahlah pakai Srimulat aja, gitu," tuturnya.
Selain itu menurut Mia, pada Desember 2021 rencana pembukaan kedai ternyata berbarengan dengan dimulainya penggarapan Srimulat Movie, 'Hil yang Mustahal'.
Mia menyebut, kebetulan pas syuting artis-artis 'Hil yang Mustahal' juga datang ke Ndopo Srimulat untuk makan.
"Kita pikir untuk promosinya malah bisa satu langkah ke depan. Dari pada pakai nama lainnya. Puji Tuhan bisa barengan. Selain itu nama Srimulat juga lebih dikenal masyarakat. Jadi ndak babat alas lagi lah" ungkapnya.
Mia berharap semua orang enggak sungkan dan takut ke Ndopo Srimulat untuk mencicipi menu yang disediakan dan menikmati suasana kedai.
"Saya itu rencananya, semua orang bisa ke sini, semua orang bisa jajan ke sini. Tidak ada beban mahal, enggak. Semua orang bisa mencicipi, semua orang bisa datang ke sini tanpa rasa takut," ungkapnya.
Ke depan, Mia berharap orang yang datang ke Ndopo Srimulat bisa sekalian one stop shopping dan merasakan pengalaman one stop education.
"Kita akan membuat seperti biografi Srimulat di sini, satu tempat biar anak-anak muda bisa mengenal Srimulat," tuturnya.
Ndopo Srimulat buka dari Senin hingga Sabtu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Khusus Kamis, disediakan menu khas Jawa Timuran salah satunya rujak cingur dengan bumbu khasnya.
Setiap harinya Ndopo Srimulat ramai dikunjungi pelanggan dari dalam maupun luar kota. Beberapa di antaranya para tamu dari pemain pelawak Srimulat yang masih eksis seperti Tri Retno Prayudati atau yang lebih dikenal dengan nama Nunung Srimulat.
Mia juga mengungkapkan bahwa Nunung yang datang sama keluarganya sempat makan nasi koyor botok kutut.
"Sering juga Mbak Nunung ke sini. Kemarin kapan itu ke sini. Mampir makan di sini. Ya kangen-kangenan ngobrol gitu," jelas Mia.
Sosok Bapak dan Ibu di Mata Anak
Ditanya soal pribadi Teguh Slamet Rahardjo, Mia menjawab kalau sang bapak adalah seorang yang berwibawa. Selain itu, menurut Mia bapaknya sangat bisa mengayomi 150-an seniman dari berbagai macam karakter yang berbeda.
"Orang biasa saja susah, ini seniman. Bapak bisa memahami mereka seperti apa. Kalau dengan anak-anak itu bapak tidak terlalu dekat tapi sangat mengayomi, karena kesibukan jarang bertemu, tapi di akhir-akhir sangat banyak belajar dari bapak," ungkapnya.
Sementara sosok sang ibu, Djudjuk Djuwariyah, menurut Sintia adalah sosok yang suka memasak. Suka memasakkan teman-teman dan seniman.
"Kalau arisan itu gak pesen makan, tapi masak dhewe. Ra ketang nanti ya duka-duka (meskipun nanti juga sambil marah marah) Sosok ibu-ibu banget lah, ibu yang sangat luar biasa," ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak cenderung lebih dekat dengan ibu, meski dulunya sering ditinggal syuting.
"Sebenarnya sama aja sih, kita waktu kecil itu waktu syutingnya itu ketemu anak jarang banget ya. Setelah Srimulat agak pudar, pindah ke Solo ibu akhirnya ngerangkul anak-anak lagi sampai sepuh kemarin, sampai meninggalnya ibu," tandasnya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: