Saren, hidangan berbahan dasar darah hewan (Instagram/furnalius_erwin)
Tak hanya memiliki beragam kuliner lezat, Indonesia juga punya banyak kuliner ekstrem. Salah satunya saren. Saren merupakan makanan tak lazim sebab berasal dari darah hewan yang dikukus.
Tampilan makanan ini sangat mirip seperti hati sapi dengan warna hitam kemerahan. Teksturnya juga hampir sama, hanya saja hati berserat dan lebih kaku, sedangkan saren lembut seperti tahu dan berongga.
Saren yang juga dikenal dengan nama dideh atau marus umumnya dijumpai sebagai hidangan pelengkap . Saren dapat dicampur dalam berbagai masakan, seperti sate, masakan bersantan, maupun oseng.
Untuk lebih lengkap, berikut sederet fakta mengenai saren yang dirangkum Indozone dari berbagai sumber.
Saren berasal dari darah hewan. Biasanya terbuat dari darah sapi atau babi yang disembelih. Namun di Pulau Jawa, banyak juga yang menggunakan darah ayam untuk membuat saren.
Saren sendiri tak langsung disantap, melainkan harus dikukus terlebih dahulu. Hal ini agar bentuknya lebih menjadi padat.
Setelah dikukus, tampilan saren akan mirip seperti hati sapi. Warnanya merah kecokelatan dan bertekstur lembut. Namun banyak yang mengatakan kalau saren lebih lembut dari hati sapi.
Baca juga: Baru Tahu, Ada Latte tapi Bukan Kopi. Ini Ramen Latte! Kamu Udah Coba?
Walaupun tak lazim, saren dapat diolah menjadi beragam masakan. Di daerah Jawa, misalnya, saren kerap diolah menjadi pelengkap hidangan utama.
Ada yang mengolahnya menjadi sate dan makanan berkuah. Namun ada juga yang mengolah saren untuk pelengkap gudeg, nasi pecel, atau nasi campur.
Nah di luar Jawa, seperti di Sumatera Utara saren dikenal dengan nama gota. Gota terbuat dari darah babi yang biasanya diolah menjadi campuran saksang babi.
Meski tak lazim, bagi penikmat saren, hidangan ini memiliki cita rasa yang sangat lezat. Selain itu menu yang satu ini juga kaya akan gizi.
Faktanya saren memang mengandung protein tinggi. Penelitian menunjukkan, dalam 100 gr darah sapi, terdapat 21,9 gr protein. Urutan kedua ditempati fosfor yang kandungannya mencapai 24mg.
Selain itu, unsur lain seperti fosfor dan zat-zat gizi banyak terkandung dalam ‘hidangan vampir’ yang satu ini. Namun, bukan berarti setiap yang mengandung gizi layak dimakan.
Dalam hal ini darah juga mengandung unsur lain. Bukan hanya gizi, tapi juga racun, bakteri dan kotoran hasil metabolisme. Jadi sebaiknya dihindari.
Sebagian orang yang mengonsumsi saren percaya kalau makanan ekstrem ini memiliki beragam manfaat. Di antaranya berkhasiat untuk menambah darah sebagai obat anemia dan menambah vitalitas pria.
Saren sudah pasti haram bagi umat muslim. Sebab makanan ini dinilai tak layak dimakan karena berasal dari najis.
Keharaman memakan saren juga telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi:
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala...." (QS. Al-Maidah: 3).
Menurut ayat tersebut, hukum mengonsumsi darah hewan adalah haram. Namun, ada darah yang tidak haram dimakan yaitu hati dan limpa.
Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah bersabda, "Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa." (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syekh Al-Albani).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: