Semoga ada yang lebih serius ngurus situs ini. Entah dari pemerintah daerah, komunitas sejarah, atau siapa pun yang punya akses dan niat buat nyelametin warisan budaya yang hampir dilupakan.
Watutulis sekarang diam, tapi bukan berarti ia nggak punya suara. Mungkin lewat tulisan-tulisan kecil, foto-foto yang tersebar di medsos, atau cerita mulut ke mulut, perlahan suara itu bisa terdengar lagi.
Karena setiap batu yang ditinggalkan punya cerita.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Sidita Jatim