Kafe Gethe di gang sempit kota Semarang. (Z Creators/Azwar Julio).
INDOZONE.ID - Dalam suatu gang sempit di tengah hiruk-pikuk Kota Semarang, tersembunyi sebuah perhentian kopi yang membawa Anda dalam perjalanan melintasi waktu. Ini bukan sekadar tempat biasa untuk menyeruput kopi.
Kafe Gethe. Ya, itulah namanya kafe yang berada di dalam gang di belakang Mall Paragon, Kota Semarang ini. Tepatnya berada di Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.
Awal mulanya, dorongan untuk mendirikan kafe ini muncul pada tahun 2021 ketika wilayah setempat meraih kemenangan dalam kompetisi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dengan tema Kampung Tematik Sekayu.
Banyak orang kemudian tertarik dan ingin mengetahui lebih banyak tentang Kampung Sekayu, sehingga banyak yang melakukan studi banding dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang kampung ini.
Baca Juga: Bristo, Kafe Estetik Buat Ngopi dengan View Pegunungan Terindah di Kota Batu
Kafe Gethe di gang sempit kota Semarang. (Z Creators/Azwar Julio)
Ari Purbono (49) selaku pengelola Kafe Gethe dan pengelola Kampung Tematik Sekayu. Asal nama 'Gethe' sendiri memiliki arti kemari dalam bahasa Jawa, konsep yang di terapkan kafe ini memang tergolong menarik karena konsep ini, Ari ingin menghidupkan kembali potensi Kampung Sekayu yang memiliki sejarah panjang.
"Kalau kata Gethe, itu saya di kasih tahu oleh teman, yang berarti 'mrene' atau dalam bahasa Indonesia berarti kemari, kalau ditanya kenapa harus berkonsep klasik? Karena saya ingin menghidupkan kembali kampung bersejarah ini dari gemerlap nya Kota Semarang," tutur Ari Purbono.
Tujuan Ari sebenarnya bukan hanya untuk mencari untung, tapi lebih tepatnya untuk memperkenalkan Kampung Sekayu yang memiliki sejarah yang panjang, di kampung ini pula dapat dilihat salah satu masjid tertua di Indonesia yaitu, Masjid Taqwa Sekayu yang berdiri sejak tahun 1413 yang ternyata lebih tua dari Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1420.
"Sebenarnya saya gak cari untung mas, tapi lebih memperkenalkan Kampung Sekayu ini, karena disini kan, ada salah satu masjid yang tertua, bahkan lebih tua dari Masjid Agung Demak," Kata Ari Purbono, Jum'at (25/08/23).
Baca Juga: Miris! Kondisi Sampah di Pantai Marina Semarang Memprihatinkan
Kafe Gethe di gang sempit kota Semarang. (Z Creators/Azwar Julio)
Walau kafe ini terbilang belum lama atau belum genap 1 tahun, tapi bangunan yang digunakan sebagi tempat kafe ini sudah berumur 300 tahun atau diperkirakan sudah ada sejak zaman Pangeran Diponegoro. Hal ini dibuktikan dengan ukiran kayu yang berada di dalam ruangannya.
"Bangunan ini saya nyewa. Aslinya ya, memang begini dari dulu, bangunan ini diperkirakan sudah berumur 300 tahunan atau sejaman saat datangnya Pangeran Diponegoro waktu VOC datang kemari," jawab Ari Purbono mengenai bangunan yang bergaya zaman dulu.
Memang kafe ini memberikan suasana kembali ke era zaman dulu. Tak hanya itu, disini pula terdapat barang-barang antik seperti peta kota semarang pada zaman Belanda, hingga karya-karya sastra dari penulis terkenal, seperti NH Dini.
"Konsep ini mas yang membuat orang-orang tertarik, bisa dilihat di dinding-dinding banyak terpajang barang-barang peninggalan dan juga karya sastra dari NH Dini," Ungkap Ari Purbono.
Tak hanya sekedar mempunyai sejarah masjid tertua namun, disini juga dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan Kota Semarang.
Baca Juga: Chateau Moderne: Kafe dengan View Sunset Terindah di Brussels
Kafe Gethe di gang sempit kota Semarang. (Z Creators/Azwar Julio)
"Jejak Kampung ini terdokumentasi dalam catatan sejarah Kota Semarang, ketika pada tahun 1670, daerah ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Saat itu, dipimpin oleh seorang Tumenggung bernama Prawiro Projo, meskipun hanya selama empat tahun. Inilah yang menciptakan jejak-jejak seperti Kampung Kepatihan dan Kampung Tumenggungan, dan beberapa di antara rumah-rumah tersebut masih dapat kita temukan hingga saat ini," papar Ari Purbono.
Ari juga berharap kedepannya kafe ini tak hanya sebagai tempat nongkrong dan minum kopi, tapi juga untuk tempat silahturahmi dan tempat untuk mempelajari sejarah Kampung Sekayu ini.
Keramahan dari pelayanannya juga yang membuat suasana ditempat ini hidup dan tidak membosankan karena disini memang khusus untuk nongkrong dan ngobrol tanpa adanya WiFi yang membuat tempat ini menjadi sangat terasa seperti zaman dulu.
"Yang membuat saya tertarik untuk datang kesini karena suasananya yang asik dan menarik, jadi kayak bernostalgia ke zaman dulu, jadi bisa untuk nongkrong sambil ngobrol santai dengan teman atau untuk sekedar melepas penat dari gemerlapnya Kota Semarang," ujar Danta, seorang mahasiswa yang berkunjung ke Kafe Gethe.
Tambahan informasi untuk harganya sendiri tergolong murah dengan harga yang dibandrol mulai dari Rp 5.000-Rp 25.000, kafe ini buka dari pukul 12:00-22:00 WIB.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators