Kamis, 05 JUNI 2025 • 14:35 WIB

Himbauan Jelang Libur Sekolah, Dinpar Sleman Ingatkan Tak Ada "Nuthuk Harga" untuk Wisatawan

Author
 
INDOZONE.ID - Menjelang masa libur sekolah pertengahan tahun 2025, Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Sleman akan menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh penyelenggara kegiatan wisata, termasuk desa wisata dan pengelola destinasi pariwisata.
 
Surat edaran ini menekankan pentingnya penyelenggaraan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para wisatawan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, dalam jumpa pers di Pendopo Parasamya Kabupaten Sleman, Rabu (4/6/2025.

Ishadi mengatakan bahwa pihaknya ingin memastikan semua pelaku pariwisata mematuhi standar keselamatan dan pelayanan wisata selama masa liburan.

“Pertama, adalah memastikan pelaksanaan standar operasional prosedur standar keselamatan dan kesehatan kerja di destinasi pariwisata dan usaha pariwisata secara ketat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya pemeriksaan rutin terhadap fasilitas wisata, terutama yang memiliki risiko tinggi.

“Melakukan kalibrasi atau ramp check keamanan serta melakukan perawatan terhadap fasilitas wahana usaha secara berkala,” ucapnya.

Pihaknya juga mendorong agar pengelola destinasi wisata bekerja sama dengan pelaku UMKM lokal untuk meningkatkan promosi dan memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Tak hanya itu, penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) juga kembali ditekankan, apalagi dengan kembali merebaknya isu COVID-19 varian baru.
 
BACA JUGA Demi Majukan Budaya Lokal, Wabup Danang Ajak Masyakat Gunakan Kerajinan Batik Sleman

“Bagaimanapun juga kita pastikan bahwa di destinasi wisata dan desa wisata itu harus menerapkan CHSE secara ketat,” tegasnya.

Terkait potensi perubahan cuaca ekstrem dan bencana alam. Pengelola destinasi diimbau untuk memperhatikan informasi dari BMKG dan mematuhi arahan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) jika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

"Nah karena kita di daerah rawan bencana baik erupsi Merapi maupun tanah longsor, semua pelaku wisata maupun wisatawan diharapkan mematuhi himbauan dan informasi yang disampaikan oleh BMKG, BPTKG, maupun BPBD,” jelasnya.

Dalam hal kesiapsiagaan, pengelola diminta untuk menjalin koordinasi dengan layanan kedaruratan seperti rumah sakit, PMI, kepolisian, dan BPBD demi menjamin keselamatan wisatawan. Menurutnya, bahwa keselamatan karyawan dan wisatawan adalah tanggung jawab utama pengelola wisata.

Tak kalah penting, ia juga mengingatkan agar pelaku wisata tidak memanfaatkan momen liburan untuk menaikkan harga secara tidak wajar.

“Jangan menaikkan harga produk atau layanan melebihi batas kewajaran, karena itu nanti akan mencoreng citra wisata di Kabupaten Sleman,” tegasnya.

"Kenapa himbauan tidak nuthuk itu penting, agar para wisatawan merasa tidak merasa dibohongi, dia sudah terlanjur makan, tapi malah ditarik harga yang di luar batas kewajaran," sambungnya.

Ia bersyukur hingga kini belum ada laporan terkait pelanggaran harga di Sleman.

“Alhamdulillah sampai dengan tahun ini belum ada laporan terkait dengan wisatawan yang ditutup harganya baik di tempat kuliner, parkir, atau yang lain-lain,” katanya.
 
BACA JUGA Segera Beroperasi Tanggal 21 Juni, Tiga Pilot Project Desa Koperasi Merah Putih Ternyata dari Sleman

Ishadi juga menyoroti permasalahan sampah yang sampai sekarang menjadi momok masalah. Apalagi sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Sleman.
 
Karena itu, Ishadi meminta pengelola wisata untuk dapat mengelola limbah secara bertanggung jawab demi menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan.

“Kita harapkan pengelola desa wisata, destinasi maupun usaha jasa pariwisata dapat mengelola sampahnya dengan baik,” pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung