Rabu, 20 SEPTEMBER 2023 • 10:29 WIB

Wisata Tipis-tipis di Kebun Anggur Mbah Haji Haris Klaten, Pengunjung Bebas Metik Sepuasnya

Author

Wisata kebun anggur di Klaten. (Z Creators/Edelweish Ratushima)

INDOZONE.ID - Wisata tidak harus di pantai atau di tempat alam terbuka. Boleh dicoba wisata tipis-tipis di kebun anggur Mbah Haji Haris di Dukuh Macanan, Desa Jemawan, Klaten, Jawa Tengah.

Kebun ini berada di pinggir Jalan Raya Jatinom-Klaten. Bila dari arah Jatinom menuju Klaten Kota, begitu ada tikungan “Janur Minimarket”, masuk saja lurus ke kampung sekitar 20 meter, kebunnya ada di kiri jalan.

Luas lahan yang ditanami anggur, menurut Mursid Triwidodo (53 tahun) sang owner, ada seribu meter persegi. Dirinya punya lahan 2 ribu meter, ia bagi yang separo untuk bertanam jeruk keprok. Namun saat ini belum musim panen.

Wisata kebun anggur di Klaten. (Z Creators/Edelweish Ratushima)

Untuk menikmati anggur, pengunjung hanya membayar tiket masuk Rp 10.000, bisa mencicipi sepuasnya. Bagi yang ingin membeli dengan cara memetik langsung, harga per kilonya Rp60 ribu sampai Rp80 ribu, tergantung jenis anggurnya.

Menurut Mursid, di kebun ini ada ratusan pohon anggur dengan 15 jenis,yaitu anggur ninel, academic, carnival, moon drop, baikonur new, transfigurasi, yupiter, dan lain-lain.

Kebun anggur yang ia rintis sejak ada pandemi Covid 19 tahun 2020 lalu, ia kelola bersama istrinya yang bernama Ida.

Waktu Covid19 melanda, dirinya gabut karena di tempatnya bekerja, juga ada pembatasan masuk kantor. Akhirnya ia mencari informasi di internet, usaha apa yang kiranya bisa untuk mengisi waktu.

Wisata kebun anggur di Klaten. (Z Creators/Edelweish Ratushima)

Mursid memutuskan untuk budidaya anggur di lahan yang semula ia tanami jeruk dan palawija. Dengan modal nekad dan belajar dari YouTube, ia mulai menanam anggur lokalan Probolinggo yang rasanya asam karena untuk minuman wine.

Namun setelah mengikuti pelatihan secara online dari Komunitas dan Pengajar IPB Bogor, Mursid mulai beralih mencoba tanam anggur lokal dan import.

“Yang anggur jenis lokal kami tanam dulu, setelah tumbuh 3-4 meter kita sambung batang anggur import yang saya beli secara online," papar Mursid mengenang.

Cara menyambung (grafting) seperti itu diakui oleh Mursid cukup sulit. Dulu awal mula menyambung, banyak tanamannya yang gagal dan mati. Namun lama-kelamaan berhasil dan tumbuh sampai panen. Hasilnya cukup menggiurkan.

Saat panen perdana, dirinya bisa menjual anggur berbagai jenis itu, sebanyak 200 kilogram. Itupun yang dibagikan ke tetangga dan saudara, tidak dihitung.

Menggunakan media sosial, Mursid mencoba menawarkan anggurnya yang mulai bisa dipetik. Tak disangka, animo masyarakat luar biasa. Para pengunjungya dari berbagai daerah. Ada yang dari Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo Raya, lokalan Klaten tentu saja, dan lain-lain.

Pengunjung paling banyak akhir pekan Sabtu-Minggu. Pernah satu hari dikunjungi ratusan orang dalam satu waktu.

Mursid mengakui, tidak menjual anggurnya ke pasar-pasar modern ataupun tradisional. Karena untuk melayani pengunjung saja, sangat kewalahan.

“Konsep di sini wisata agrowisata, jadi para pengunjung bisa mencicipi sepuasnya di dalam. Kalau ingin membawa pulang untuk oleh-oleh, harga perkilonya 60 ribu sampai 80 ribu rupiah,” kata Mursid yang bekerja di perusahaan otomotif besar.

Tidak hanya menjual anggurnya saja, di kebun anggur Mbah Haji Haris ini juga menjual bibit anggur. Per batangnya Rp100 ribu.

"Selain menjual anggur, di sini juga menjual bibit anggur. Dalam satu bulan pembelinya rata-rata 100 batang dengan harga Rp100.000,” kata Mursid yang tinggal di Desa Kwaon, Jatinom, Klaten, tidak jauh dari kebun anggurnya.

Bila musim panen tiba, kebun anggur ini buka mulai jam 9 pagi sampai jam 17.00.

Salah seorang pengunjung, Sugiyatni berasal dari Boyolali, mengaku sangat senang begitu masuk di kebun anggur ini.

“Wah, senang sekali saya masuk di kebun anggur ini, baru pengalaman pertama kali ini, di tempat lain saya belum pernah menemukan kebun anggur seluas ini,” kata Sugiyatni.

Pengunjung lainnya, Dawi Erniwati (30 tahun), merasa takjub begitu masuk di kebun anggur ini.

“Buah anggurnya banyak sekali, seperti di surga, tinggal metik, subhanallah,” katanya sambil memilih-milih buah yang sudah masak.

Pemilik kebun berpesan kepada pengunjung, agar memetik anggur yang benar-benar sudah masak, agar rasanya maksimal.

Nah, gimana dengan pembaca sekalian? Ingin berwisata tipis-tipis juga? Silakan datang ke kebun anggur di Klaten ini.

 


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators