Qatar memiliki tagline sebagai negara 'World-class Museum'. Negara yang luasnya sama dengan Provinsi Banten ini punya banyak sekali museum berskala international dengan berbagai keunikan arsitektur.
Dilansir dari website Qatar Museums, beberapa museum di Qatar antara lain Museum of Islamic Art (MIA), Mathaf: Arab Museum of Modern Art, National Museum of Qatar dan lai-lain. Dan salah satu Museum terbaru yang diluncurkan adalah Museum Olimpiade yang juga dikenal sebagai '3-2-1 Qatar Olympics and Sports Museum'.
Bagi para pendukung sepakbola yang akan berkunjung saat piala dunia November – Desember 2022 mendatang, museum ini bisa memperkaya pengetahuan kamu tentang Olimpiade dan olahraga serta hiburan.
Sudah siap menyelami sejarah dan warisan olahraga di Qatar? Museum Olimpiade dan olahraga ini siap memenuhi ekspektasi kamu sebagai pusat sejarah, warisan dan pengetahuan olahraga yang terbuka untuk semua kalangan dan ramah keluarga.
Museum 7 lantai yang menakjubkan
Memulai petualangan dari lantai 7 museum ini, kamu akan diajak berpetualang untuk memanjakan mata dan otak tentang asal muasal, perkembangan budaya olahraga di Qatar dan dunia. Museum ini akan memberikan kamu pengalaman yang enggak terlupakan, edukatif dan interaktif dalam bidang olahraga.
Petualangan di Museum ini bisa dimulai dengan melihat galeri tentang 'A Global History of Sport' atau sejarah global olahraga yang terletak di lantai 7 museum. Di tempat ini kamu bisa melihat perjalanan sejarah olahraga dari masa ke masa.
Ada hampir 100 objek di sini. Mulai dari abad ke-8 SM hingga awal abad ke-20 yang disertai dengan elemen grafis, audiovisual dan digital interaktif. Salah satu yang bisa disaksikan juga adalah sejarah bola takraw yang menjadi bagian dari galeri. Semua koleksi di sini disusun berdasarkan geografis dan tematik yang berfokus pada perbedaan periode sejarah di Eropa, Asia dan Oseania, Amerika, Afrika dan Timur Tengah.
Galeri Olimpiade
Perjalanan selanjutnya, kamu akan memasuki galeri Olimpiade. Di sini kamu akan diajak berjalan-jalan dari zaman Kuno Yunani hingga saat ini yang bersumber dari kombinasi sejarah, arkeologi dan sumber kontemporer. Ada permainan kuno yang mengiringi kelahiran Olimpiade modern, serta informasi seputar perkembangan Olimpiade hingga saat ini.
Di dalam galeri ini kamu bisa menemukan situs Olympia yang melambangkan pusat kegiatan olahraga, keagamaaan dan budaya. Tak hanya itu, kamu juga bisa menikmati mini teater Olimpiade yang menampilkan video tentang kisah kelahiran Olimpiade modern, faktor geopolitik, sosial dan teknologi serta sosok Pierre de Coubertin yang punya kontribusi penting dalam kebangkitan Olympic Games.
Kamu juga bisa melihat setiap obor dari Olimpiade Musim Panas (Summer) dan Musim Dingin (Winter) dari tahun 1936 dan seterusnya.
Menariknya, di galeri ini kamu bisa melihat perkembangan partisipasi perempuan dalam Olimpiade. Mulai dari awal Olimpiade Atena pada 1896, ketika enggak ada satupun perempuan yang berpasipasi, melainkan hanya 241 laki-laki.
Perempuan terlibat pertama kali di Olimpiade Paris pada tahun 1900. Kala itu ada 22 atlet perempuan dari 997 total atlet yang berpartisipasi.
Galeri Hall of Athletes
Dari galeri olimpiade, kamu akan langsung diajak menuju galeri “Hall of Athletes” yang merupakan tempat perayaan pahlawan di bidang olahraga dari berbagai belahan dunia. Di tempat ini kamu akan mengenal sosok pahlawan olahraga dari berbagai latar belakang, negara, agama, usia maupun etnis.
Total ada 90 atlet dari berbagai belahan dunia dari abad ke-20 dan abad ke-21 yang menjadi representasi olahraga internasional.
Beberapa tokoh olahraga yang ditampilkan di bidang sepakbola seperti Zidane hingga Messi.
Galeri Qatar-Hosting Nation
Perjalanan dari galeri ke galeri belum usai. Jangan sampai melewatkan galeri 'Qatar – Hosting Nation' yang menyuguhkan informasi dan visualisasi terkait event olahraga berskala besar di Qatar dalam beberapa dekade terakhir yang menjadi daya tarik global sekaligus kebanggaan nasional. Tentu masih sangat segar diingatan kita pelaksanaan Asian Games 2006 di Doha yang menjadi acara olahraga besar pertama yang dilaksanakan oleh negara Teluk.
Ini merupakan salah satu Asian Games yang sukses melibatkan 45 negara dengan 39 cabang olahraga. Sebelumnya, Qatar juga telah menjadi tuan rumah acara internasional individu sejak 1970-an dan acara tahunan sejak 1990-an.
Galeri ini juga menceritakan bagaimana Asian Games 2006 menjadi katalisator perkembangan Qatar sebagai negara penyelenggara serta dampak sebuah kegiatan olahraga mengakselerasi transformasi perkotaan dalam sebuah negara, menciptakan “world-class sport” atau olahraga berskala dunia, keramahan dan infrastuktur pengunjung yang sesuai dengan standar tuan rumah olahraga berskala global.
Transformasi Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022
Selanjutnya, kamu juga bisa mempelajari transformasi negara Qatar yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 di galeri 'Qatar Sport Culture'. Tentu saja, kamu juga bisa belajar perkembangan olahraga dan permainan tradisional dalam beberapa ratus tahun ke belakang dan perannya hingga menjadi pusat olahraga global.
Aktivitas fisik di museum
Apakah petualangan di Museum ini sudah selesai? Tentunya belum, karena kamu akan dimanjakan dengan satu galeri yang disebut 'Activation Zone'. Sesuai namanya, kamu bisa melakukan aktivitas fisik yang menghibur, termasuk bagi anak-anak.
Seusai berpetualang dari galeri ke galeri, kamu bisa mendapatkan koleksi hadiah di 3-2-1 Gift Shop atau mampir di Naua Restaurant atau di 3-2-1 Café.
Jadi, sudah siap berpetualang?
Bagi warga Indonesia yang sedang transit di bandara Hamad khususnya di atas 5 jam, bisa menggunakan kesempatan berkunjung ke beberapa tempat di Qatar dengan menggunakan fasilitas bebas visa untuk pemegang paspor Indonesia.
Tentunya hal ini juga bisa dijadikan alternatif tempat berkunjung bagi para fans bola yang datang ke Qatar saat Piala Dunia nanti.
Kalo masih penasaran cara reservasi tiketnya, cek informasinya di website www.qm.org.qa.
Lokasinya strategis
Museum Olimpiade terletak di tengah kota Doha dan berdampingan dengan salah satu stadium Piala Dunia yakni Stadium Khalifa International.
Museum ini bisa dijangkau sekitar 60 menit dari bandara menggunakan kereta Metro Doha atau sekitar 30 menit dengan naik taksi.
Artikel menarik lainnya:
-
Nyentrik! Ibu-ibu di Inggris Raya Piknik di Kastil Pakai Batik dan Kebaya, Ini Alasannya
-
Viral! Mr Nanang, Penjual Cincau Asal Bogor yang Jago 9 Bahasa, Salah Satunya Slovakia
-
Misteri Makam di Tengah Jalanan Purwokerto, Gak Bisa Dipindahkan Sampai Jadi Nama Jalan
-
Bukan Nasi Pedas, Tapi Turis Rela Antre di Warung Siam Ubud Demi Seporsi Menu Ini!
-
Dari Petani Tembakau, Mas Goplow Sukses Banting Setir Jualan Rica Mentok
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: