INDOZONE.ID - Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki indeks bunuh diri yang cukup tinggi.
Bahkan, negara ini sampai mempunyai tempat yang dianggap 'ideal' untuk mengakhiri hidup.
Hutan Aokigahara yang terletak di Perfektur Yamanashi, terkenal dengan sebutan 'Hutan Lautan Pohon', atau yang lebih ekstremnya lagi, 'Hutan Bunuh Diri'.
Hutan ini berada di dekat Gunung Fuji, dan memiliki jalur pendakian sepanjang hampir duabelas kilometer.
Pohon Cemara Hinoki dan Hemlock menjadi hamparan kanopi alami yang menutup langit-langit dengan sempurna hingga sinar matahari tidak bisa menembus ke dalam hutan.
Para pendaki bahkan tidak merasakan tetesan air jatuh ketika turun hujan, yang menambah kesan misterius dan mencekam saat berada di hutan ini.
Hutan Aokigahara berusia lebih dari seribu tahun, tetapi baru mulai dikenal setelah perilsan novel karya Seicho Matsumoto, Tower of Waves (1961), yang berisi sepasang kekasih yang bunuh diri di hutan ini.
Buku The Complete Manual of Suicide (1993) karya Wataru Tsurumi, memperparah stigma menyeramkan dari hutan ini, karena digambarkan sebagai "tempat sempurna untuk meninggal dunia".
Hutan Bunuh Diri bahkan mendapatkan perhatian sinematik hingga diangkat menjadi miniseri misteri oleh Netflix pada tahun 2017 dengan judul The Forest.
Menurut mitologi Jepang, hutan ini juga disebut sebagai tempat tinggal Yūrei, roh-roh yang sering membalas dendam.
Menurut legenda, Yūrei berkeliaran di Hutan Aokigahara dan dianggap sebagai iblis oleh beberapa orang Jepang.
Banyak orang Jepang tidak berani memasuki Hutan Bunuh Diri karena alasan ini, serta bagaimana budaya Jepang secara tradisional melihat bunuh diri.
Karena berbagai faktor, Jepang merupakan negara yang tingkat bunuh dirinya cukup tinggi.
Tekanan pekerjaan merupakan salah satu penyebab utama dan itulah mengapa beberapa orang mengatakan bahwa orang yang datang ke sini dengan kecenderungan bunuh diri, merupakan orang yang baru pulang dari kantor.
Hal ini menyebabkan patroli rutin mulai diadakan di daerah tersebut yang tidak hanya bertujuan untuk mencegah, tetapi juga menemukan orang-orang yang mempertimbangkan untuk bunuh diri di tempat ini.
Pada tahun 2010, pemerintah Jepang berhenti membagikan jumlah kematian yang terjadi di hutan ini untuk menghindari cerita-cerita suram yang memperburuk sejarah gelap hutan Aokigahara.
Sebagai langkah pencegahan lainnya, di hutan ini juga dibuat jalur dan zona terlarang untuk wisatawan untuk menghormati dan memastikan keamanan.
Kamera pengawas telah dipasang di pintu masuk hutan untuk memantau siapa yang datang dan pergi, guna mengurangi perilaku yang tidak diinginkan atau kecenderungan bunuh diri.
Perhatian terhadap kesehatan mental global juga ditegaskan di pintu masuk hutan, di mana terdapat sebuah papan yang mengingatkan pengunjung untuk merenungkan pentingnya nilai kehidupan.
Ada juga beberapa tulisan yang meminta pengunjung untuk membagi penderitaannya dan mencantumkan nomor darurat bunuh diri, bagi mereka yang membutuhkan bantuan.