Pelatihan bahasa asing untuk para pelaku wisata di kawasan Gunung Bromo.
INDOZONE.ID - Pelestarian bahasa Tengger menjadi hal penting bagi masyarakat Tengger untuk menjaga identitas budaya mereka. Agar warisan budaya ini terus terjaga, penggunaan bahasa Tengger dalam kehidupan sehari-hari perlu dipertahankan. Namun, di era globalisasi, masyarakat Tengger juga harus menguasai bahasa asing, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor pariwisata.
Salah satu destinasi wisata yang terkenal di sekitar masyarakat Tengger adalah Gunung Bromo. Kawasan wisata Bromo tidak hanya menawarkan pemandangan Gunung Bromo, tetapi juga berbagai aktivitas menarik seperti melihat matahari terbit dan mendaki kawah.
Setiap hari, wisatawan lokal dan mancanegara datang mengunjungi kawasan ini, sehingga kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, menjadi kebutuhan penting bagi para pelaku wisata.
Baca Juga: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru: Indahnya Lautan Awan hingga Hijaunya Padang Savana
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Airlangga memberikan pelatihan bahasa asing kepada para pelaku wisata di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu, 20 Juli 2024, dengan fokus pelatihan Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, yang bertujuan membantu pelaku wisata berinteraksi dengan wisatawan mancanegara.
Tim pengabdian ini dipimpin oleh Syahrur Marta Dwisusilo Ph.D, dan melibatkan sejumlah pengajar serta mahasiswa asing. Mereka memberikan pelatihan bahasa kepada para pelaku wisata yang sehari-hari melayani turis dari berbagai negara yang datang ke Bromo untuk menikmati berbagai destinasi seperti Bukit Teletubbies dan area kawah.
Baca Juga: Rute Hemat ke Gunung Bromo, Nikmati Petualangan dengan Transportasi Umum hanya Rp25 Ribu
Selama pelatihan, pelaku wisata tidak hanya menerima materi secara lisan, tetapi juga mendapatkan buku saku yang berisi kosakata penting dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Buku ini diharapkan dapat memudahkan mereka saat berkomunikasi dengan wisatawan asing.
Untuk melatih kemampuan percakapan langsung, tim pengabdian masyarakat juga mengajak mahasiswa asing dari Jepang, yakni Nanoka dan Kanna. Mereka membantu melatih para pelaku wisata dalam praktik percakapan dengan turis mancanegara, memberikan pengalaman langsung dalam menghadapi wisatawan di lapangan.
Program ini merupakan bagian dari upaya Universitas Airlangga dalam mendukung pelaku wisata lokal agar semakin siap menghadapi tantangan pariwisata global, sekaligus menjaga kelestarian budaya lokal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan