INDOZONE.ID - Turbulensi pesawat seringkali menjadi penyebab koper seseorang terjatuh dari tempat sampah di atas kepala.
Namun, sekarang, hal ini disalahkan, karena mendorong sebuah maskapai penerbangan untuk menghapus makanan populer dari penawarannya di dalam pesawat.
Melansir dari BBC, Kamis (8/8/2024) Korean Air telah mengumumkan bahwa mulai 15 Agustus, mereka tidak akan lagi menyajikan mie instan ramyeon untuk penumpang yang bepergian di kelas ekonomi pada penerbangan jarak jauh.
"Dalam kasus penyajian ramyeon, kecelakaan luka bakar sering terjadi karena air panas," kata maskapai tersebut dalam sebuah siaran pers.
Baca Juga: Satu Pramugari Korean Air Positif Virus Corona
"Di kelas ekonomi, pramugari harus memindahkan beberapa cangkir mie yang berisi air panas sekaligus, dan penumpang berdesak-desakan, sehingga risiko luka bakar menjadi tinggi."
Maskapai ini menjelaskan bahwa perubahan pada layanan makanan ringan dalam pesawat pada rute jarak jauh adalah sebagai tanggapan terhadap tren turbulensi yang meningkat.
Menurut maskapai tersebut, jumlah kejadian turbulensi meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2019.
Korean Air mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari langkah proaktif yang bertujuan untuk mencegah kecelakaan terbakar.
Baca Juga: Kru dan Penumpang Pesawat Korean Air Selamat dari Insiden Kecelakaan, Pilotnya Tuai Pujian
"Untuk meningkatkan kepuasan penumpang dan mendiversifikasi pilihan makanan ringan, bar makanan ringan swalayan juga tersedia pada penerbangan jarak jauh.
Kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan penumpang dan akan memilih makanan ringan di setiap rute berdasarkan preferensi pelanggan," rilis tersebut menambahkan.
Makanan ringan tersebut termasuk sandwich, corn dog, pizza, dan hot pockets. Penumpang yang berada di kabin kelas utama dan kelas satu juga masih bisa mendapatkan ramyeon di dalam pesawat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BBC