Ancaman terhadap induk penyu dewasa mulai dari predator, cuaca, hingga kesalahan navigasi ataupun luka badan.
Tak jarang KMPKP evakuasi penyu mati karena usia maupun terluka. Kematian terbanyak disebabkan oleh menelan atau jeratan sampah plastik.
Sementara itu, ancaman tetas sama dengan ancaman induk penyu, hanya saja potensi abrasi dan cuaca lebih dominan.
Melakukan kampanye dan sosialisasi kelestarian serta pengenalan kegiatan konservasi penyu kepada masyarakat luas adalah salah satu tugas KMPKP. Hal ini terutama didampingi oleh Desa Wisata Patihan Goa Cemara.
Selain teritori perairan yang luas, keadaan geografis pantai juga sangat terpengaruh oleh perilaku kehidupan masyarakat sekitar.
Letak pesisir Bantul yang berada di antara dua sungai besar, yakni Sungai Opak dan Progo yang mengalir dari kota-kota di Yogyakarta dan Jawa Tengah, menjadi penting diperhatikan.
Aliran sampah dari perkotaan dan penambangan, sangat mempengaruhi keberhasilan konservasi.
Baca Juga: Polemik Wisata Penangkaran Penyu di Liukang Loe Bulukumba
Kegiatan melepas tukik di Pantai Goa Cemara
Salah satu kegiatan kampanye KMPKP mengenai pelestarian penyu yang dilakukan oleh KMPKP adalah pelepasan bayi-bayi penyu atau tukik dengan mengajak masyarakat umum.
Seperti yang dilakukan pada Minggu (21/7/2024) kemarin. Bertempat di Pantai Goa Cemara, KMPKP mengajak masyarakat umum untuk melepas puluhan tukik jenis lekang.
Sebelum melepas tukik ke alamnya, para peserta tukik berkumpul di Pendopo Pantai Goa Cemara untuk mendapatkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian penyu dan tata cara pelepasannya.
Selanjutnya, sekitar pukul 16:30 WIB, para peserta menuju pantai Goa Cemara untuk melepas tukik secara bersama-sama.
Pelepasan tukik dipilih di waktu sore hari, karena mata tukik agak sensitif jika terkena teriknya cahaya matahari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan