Gerabah khas Melikan Jawa Tengah.
INDOZONE.ID - Kalau Yogyakarta punya gerabah Kasongan yang khas dan sudah dikenal masyarakat luas, Jawa Tengah juga punya gerabah dengan keunikannya tersendiri.
Sentra kerajinan gerabah ini terletak di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pembuatan gerabah di desa ini merupakan salah satu tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dulu.
Dilansir dari klatenkab.go.id, diyakini bahwa kerajinan ini merupakan salah satu peninggalan dari zaman dakwah Sunan Pandanaran (Pangeran Mangkubumi) di Kabupaten Klaten pada abad ke-15.
Ciri khas yang paling menonjol dari gerabah Melikan ini adalah cara pembuatannya, yaitu dengan menggunakan teknik putaran miring yang dimana teknik ini tidak digunakan oleh pengrajin dari wilayah lain.
Baca Juga: Satu-Satunya Gunung di Jawa Tengah yang Bisa Didaki dengan Motor sampai Puncaknya
Gerabah khas Melikan Jawa Tengah.
Pada teknik putaran miring, roda putar yang digunakan tidak berada pada posisi datar, akan tetapi dimiringkan sedikit ke depan. Proses pembuatan gerabah dengan teknik ini biasanya dilakukan dengan posisi duduk di atas dingklik (kursi pendek).
Teknik ini telah ada sejak zaman dulu, bermula dari banyaknya pengrajin perempuan pada saat itu. Pada zaman dulu, para pengrajin perempuan tersebut masih mengenakan pakaian kejawen tradisional, berupa kebaya dan kain jarik.
Para pengrajin perempuan ini dituntut untuk selalu menjaga etika kesopanan mereka, salah satunya dengan cara mereka duduk.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, akhirnya para pengrajin perempuan pada saat itu berinisiatif untuk sedikit memiringkan roda putar yang digunakan.
Dengan posisi tersebut, akhirnya para pengrajin perempuan tetap dapat menjaga kesopanan mereka dengan tidak membuka paha ketika bekerja.
Pada dasarnya, teknik putaran miring ini dibuat untuk menghargai kaum perempuan. Meski demikian, ada pula alasan lain mengapa teknik satu ini masih dipertahankan hingga sekarang.
Salah satunya adalah dari hasil produksi gerabah, di mana dengan menggunakan teknik ini, kuantitas gerabah yang diproksi dapat lebih banyak jika dibandingkan dengan teknik lainnya, seperti teknik celup tuang maupun teknik putar biasa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Klatenkab.go.id