Bekas talang air Belanda jadi obyek wisata (Z Creators/Edelweis Ratushima)
Bangunan peninggalan Belanda tak diragukan lagi tingkat kekokohannya. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, masih tetap berdiri dengan gagahnya.
Karena kemegahan dan keunikannya, bangunan peninggalan Belanda bahkan menjadi ikon wisata di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah. Namanya Kalimosodo.
Menurut Amin Saefudin, salah satu pengelola wisata Kalimosodo, awalnya tempat ini bantaran sungai seluas 1500 meter.
Air di sungai semula hanya untuk irigasi saja, tempatnya kotor dan jauh dari permukiman.
Karena setiap desa di Klaten berlomba-lomba mempunyai tempat wisata, akhirnya BumDes Sudimoro bergerak cepat mengelola bantaran sungai tersebut.
Saat pandemi Covid-19 melanda, bantaran sungai tersebut mulai dibenahi. Pada Agustus 2021, tempat yang mampu menampung ribuan orang tersebut, mulai dibuka untuk umum.
"Karena waktu itu masih semi-semi pandemi, pengunjung kita batasi jumlahnya," jelas Amin saat ditemui di Kalimosodo.
Dalam sebulan waktu itu, sudah 1200-an pengunjung. Harga tiket masuknya cuma Rp5 ribu. Namun bila ada event, harga tiketnya menjadi Rp10 ribu.
Mengapa dinamakan Kalimosodo, ya?
Padahal Kalimosodo dalam dunia pewayangan adalah senjata ampuh milik Puntodewo.
"Enggak ada hubungannya dengan wayang atau filosofi yang lain. Nama Kalimosodo sengaja diambil karena namanya ada kalinya." Ungkap Amin.
Wisata Kalimosodo dilengkapi dengan spot-spot selfie yang cantik, ada joglo, arena kuliner, panggung untuk pentas seni, kolam renang anak-anak, kolam renang dewasa, tempat terapi ikan, mandi bola dan lain-lain.
Untuk kolam renang, airnya berasal dari sumber air pegunungan langsung, sehingga enggak berbau kaporit.
Selain kolam renangnya yang alami, Kalimosodo juga punya ikon bernama Plengkung Pitu, berupa saluran irigasi yang garis melengkungnya ada tujuh.
Bangunan peninggalan Belanda tersebut banyak diminati pengunjung sebagai latar belakang yang eksotik.
"Ikon di sini ya Plengkung Pitu ini. Sampai sekarang saluran irigasi tersebut masih digunakan," tambah Amin.
Bunga warna-warni juga ditanam di sini, semakin membuat suasana semakin cantik.
Karena berada di bantaran sungai, faktor keamanan masalah banjir juga sudah diperhitungkan sama pihak pengelola.
Menurut Amin, wilayah sungai ini jarang banjir besar, sehingga masih aman untuk pengunjung. Meski begitu, dianjurkan untuk segera naik apabila hujan turun.
Salah seorang pengunjung, Siswanti asal Solo, mengaku penasaran dengan tempat ini. Ia mengaku takjub, bantaran sungai bisa seindah ini.
"Awalnya diceritain teman, terus penasaran. Begitu masuk ke lokasi, takjub saja, masih ada bangunan peninggalan Belanda yang masih bisa kita nikmati," kata Siswanti.
Pengunjung lain, Haryono asal Cawas, Klaten, mengaku datang ke tempat ini beramai-ramai naik sepur kelinci, biar seru.
"Ke sini bareng-bareng sama tetangga naik sepur kelinci. Lokasinya asyik, beda dengan yang lain," tutup Ahmad.
Artikel menarik lainnya:
Wisata Kebun Anggur Tertua di Prancis, Keindahannya Hangatkan Jiwa
Kota Pekanbaru Punya Dua Titik Nol, Menjadi Polemik Sampai Saat Ini: Aslinya di Sini!
Urban Forest: Tempat Nongkrong Baru Anak Jaksel, Bisa Santap Pizza di Tengah Hutan Kota
Keren! Terompet Reog Buatan Mahasiswa Ponorogo Sukses Merajai Pasar Internasional
Uniknya! Panen Raya Labu di Turki, Ada yang Berbentuk Biola dan Seukuran Kepalan Tangan
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: