YouTuber Leonardo Edwin sebut Borobudur bukan keajaiban dunia (Instagram/leo_edw/Freepik)
YouTuber Leonardo Edwin atau yang akrab disapa dengan Lele tengah menjadi sorotan warganet. Pasalnya pria kelahiran Batam, Kepulauan Riau itu menegaskan bahwa Candi Borobudur tidak pernah masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia.
Pendapat itu sendiri diungkapkan Leo melalui unggahan di Instagram story-nya. Dia menyebut anggapan bahwa Candi Borobudur masuk tujuh keajaiban dunia adalah salah kaprah.
"Sebelumnya aku juga percaya Borobudur tuh salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tapi ternyata ini salah kaprah gais. FYI aja, Borobudur gak pernah masuk keajaiban dunia. Pernah masuk nominasi iya, tapi jadi salah satunya, gak pernah," tulis Leo Edwin seperti yang dikutip Kamis (14/7/2022).
Youtuber yang kerap membuat konten-konten edukasi dan menginspirasi itu juga merasa dibohongi dengan pelajaran sekolah.
tanyarl udah tau belum? Sender ngerasa bodoh kali baru tau ?? pic.twitter.com/rHtpjU4cA6
— Tanyarl (@tanyakanrl) July 13, 2022
Namun setelah tinggal, belajar, dan kini bekerja di Amerika Serikat dia merasa yakin bahwa Candi Borobudur memang bukanlah bagian dari tujuh keajaiban dunia.
"Makanya tiap kali cari info tentang itu, atau ngobrol bareng temen-temen luar negeri, gak pernah dapat informasinya dan ga pernah ada yang tahu. Ini serius btw, aku yakin banyak dari kalian yang bakal kaget juga, apalagi aku, selalu bawa nama Indonesia ke mana-mana," sambungnya.
Pernyataan Leo itu pun semakin memantik diskusi warganet terutama di media sosial Twitter. Sebagian besar setuju dengan Leo karena proses pemilihan tujuh keajaiban dunia tidak dilakukan oleh lembaga resmi.
"Udah dari lama, seven wonders inikan dikelola yayasan non pemerintah dan listnya sewaktu-waktu berubah berkala karena berdasarkan vote dari masyarakat. Gak perlu validasi dari mereka yang penting sudah terdaftar di UNESCO sebagai World Heritage yang mana ini badan resmi dari PBB,” ucap pengguna akun @TorroJKT559.
Lantas seperti apa faktanya?
Dikutip Encyclopaedia Britannica, gagasan tentang tujuh keajaiban dunia sebenarnya digawangi oleh Yayasan New Open World Corporation (NOWC) yang didukung oleh 100 juta lebih orang di seluruh dunia.
Pada tahun 2000 NOWC mulai melakukan kajian terhadap warisan dunia apa saja yang layak masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia.
Yayasan ini lantas memasukkan Candi Borobudur bersama Piramida Giza, Kuil Artemis Turki, Taman Gantung Babilonia, Mercusuar Iskandariah, Patung Zeus di Limpia, dan Mausoleum, serta beberapa tempat lain dalam kandidatnya.
Baca juga: Enggak Jauh dari Candi Borobudur, Ini 5 Desa Wisata Magelang Asyik untuk Ditelusuri
Mereka pun kemudian membuat polling yang disebarkan ke seluruh dunia pada 2007 untuk menentukan bangunan mana saja yang layak memperoleh predikat tujuh keajaiban dunia.
Sayangnya, gagasan tersebut mendapatkan penolakan keras dari Unesco. Lembaga PBB ini berdalih NOWC tak menjangkau semua tempat yang layak masuk dalam polling.
Sebaliknya, mereka hanya memasukkan tempat-tempat yang populer. Alhasil Unesco menyatakan tak pernah ikut campur dalam polling tersebut.
Lebih lanjut, Unesco menilai penentuan warisan dunia seharusnya tak mengacu pada popularitas sebuah tempat. Namun yang lebih penting adalah bagaimana merawat warisan dunia tersebut.
Kendati begitu, survei tetap berlanjut dan NOWC menentukan tujuh keajaiban dunia baru yang ditetapkan pada 2007 silam.
Ketujuh keajaiban dunia versi NOWC tersebut adalah tembok besar Cina, Chichen Itza Meksiko, situs bersejarah Petra di Yordania, Machu Picchu Peru, patung Yesus terbesar Christ the Redeemer Rio de Jeneiro Brazil, Colosseum Roma, dan Taj Mahal India.
Meski tak masuk dalam daftar 7 keajaiban dunia, Candi Borobudur tetap menjadi tempat yang populer di Indonesia. Candi ini merupakan Candi Buddha terbesar di Nusantara dan dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: