Kategori Berita
Media Network
Kamis, 28 APRIL 2022 • 11:58 WIB

Melihat Keunikan Masjid Al Wustho, Kental Budaya Jawa yang Sempat Berpindah-pindah Tempat

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Dalam setiap perencanaan tata kota di Jawa, masjid merupakan bangunan yang harus ada di samping keraton, alun-alun, maupun pasar. Masjid memiliki arti penting karena diartikan sebagai simbol perhatian raja kepada umat Islam. 

Masjid Al Wustho merupakan salah satu dari tiga masjid tua dan bersejarah di Kota Surakarta. Pembangunan Masjid Al Wustho diprakarsai oleh KGPAA Mangkunegara I yang memerintah pada 1725 hingga 1795. 

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Ketika awal didirikan, Masjid Al Wustho bernama Masjid Mangkunegaran atau dikenal dengan Masjid Negara yang lokasinya berada di wilayah Kauman, Pasar Legi. Namun pada masa KGPAA Mangkunegara II dipindahkan ke lokasi yang strategis yang dekat dengan Puro Mangkunegaran. 

Sebagai masjid Puro Mangkunegaran, maka pengelolaannya dilakukan oleh para abdi dalem keraton. Masjid Mangkunegaran dibangun secara modern pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII (1916-1944) dengan melibatkan arsitektur Belanda bernama Herman Thomas.  

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Bangunan masjid memadukan arsitektur Jawa dan Eropa. Pemberian nama Al Wustho pada masjid Mangkunegaran dilakukan pada tahun 1949 oleh Bopo Panghulu Puro Mangkunegaran Raden Tumenggung KH. Imam Rosidi.

Masjid Al Wustho menempati lahan seluas luas 4.200 meter persegi dibatasi pagar tembok keliling yang sebagian besar berbentuk lengkungan setinggi 3 meter. Bagian halaman depan berbentuk lengkung menyerupai gunungan atau kubah setinggi 3 meter. 

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Gapura bagian depan juga berbentuk lengkung yang harmonis dengan bentuk pagar di kiri dan kanan. Keunikan arsitektur Masjid Al Wustho terdapat pada gapura yang dihiasi dengan kaligrafi Arab.

Dari bentuk arsitektur bangunan, hampir mirip dengan bentuk bangunan masjid-masjid Jawa lainnya seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Keraton Yogyakarta, dan Masjid Agung Surakarta. 

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Perbedaan dengan masjid lain yaitu adanya markis atau kuncung yaitu semacam pintu utama menuju teras dengan tiga akses pintu masuk, yaitu di sisi kanan atau Utara, sisi depan atau Timur dan kiri atau Selatan, yang pada masing-masing atasnya dihiasi dengan kaligrafi.

Masjid Al Wustho, Solo, Jawa Tengah. (Herda Wahyu Tetuko/IDZ Creators)

Pengelolaan masjid sejak pertama berdiri dipercayakan kepada para pengurus (takmir) yang berasal dari abdi dalem Puro Mangkunegaran hingga zaman penjajahan Belanda kemudian beralih ke Jepang. Setelah Indonesia merdeka, Masjid Al Wustho dikelola oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

IDZ Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Melihat Keunikan Masjid Al Wustho, Kental Budaya Jawa yang Sempat Berpindah-pindah Tempat

Link berhasil disalin!