Tangkuban Perahu (photo/instagram/@nahdyamustamli)
Kota Bandung dikenal sebagai tempat wisata yang punya banyak pesona keindahan alam, salah satunya Tangkuban Perahu.
Tangkuban Perahu adalah nama sebuah gunung aktif yang terletak tak jauh dari pusat kota Bandung, Jawa Barat.
Meski begitu, gunung Tangkuban Perahu tergolong aman dikunjungi, sehingga selalu dipenuhi oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.
Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan, sehingga udaranya senantiasa sejuk dan menyegarkan.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi Tangkuban Perahu di Bandung, simak informasi tentang gunung Tangkuban Perahu mulai dari lokasi, rute, harga, dan legenda yang sudah Indozone rangkum berikut.
Jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak saat mengunjungi Tangkuban Perahu, ya!
Rute menuju Tangkuban Perahu dari kota Bandung membutuhkan waktu sekitar 90 menit jika menggunakan kendaraan pribadi.
Selain naik kendaraan pribadi, kamu juga bisa naik kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot) dan bus untuk menuju Tangkuban Perahu.
Naik kendaraan pribadi
Jalan Bangka > Jalan Banda > Jalan Diponegoro > Jalan Ir. H. Juanda > Jalan Dago Giri > Jalan Buniwangi > Jalan Nyampay > Jalan Raya Tangkuban Parahu > Jalan Gunung Tangkuban Perahu > Wisata Tangkuban Perahu.
Naik angkutan kota (angkot)
Stasiun Bandung > naik angkot L300 jurusan Stasiun–Lembang > naik angkot jurusan Lembang–Cikole > turun di pintu masuk Tangkuban Perahu
Naik bus
Terminal Leuwi Panjang Bandung > naik bus Damri jurusan Leuwi Panjang–Terminal Ledeng > naik ELF jurusan Ledeng Bandung–Subang > turun di pertigaan gerbang Tangkuban Perahu atas
Setibanya di kawasan gunung Tangkuban Perahu, kamu dapat mengunjungi tiga kawah untuk menikmati keindahan panorama Tangkuban Perahu.
Kawah Ratu
Kawah Ratu merupakan kawah utama dan terluas dibandingkan kawah-kawah lainnya, sehingga sebagian besar wisatawan pasti mendatanginya.
Kawah Ratu berbentuk seperti mangkuk besar dengan kedalaman kawah sekitar 500 meter dari permukaan kawah.
Untuk menjangkau Kawah Ratu, kamu bisa mengendarai mobil pribadi sampai ke tempat parkir yang tersedia.
Jika menaiki bus, kamu dapat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan roda dua dan roda empat yang telah disediakan pengelola.
Sesampainya di Kawah Ratu, kamu akan menyaksikan uniknya kontur dinding dan dasar kawah yang berpadu dengan batu belerang.
Kawah Domas
Selain Kawah Ratu, tempat wisata di Tangkuban Perahu yang bisa kamu kunjungi selanjutnya yaitu Kawah Domas.
Berbeda dengan Kawah Ratu yang hanya bisa dilihat dari jauh, Kawah Domas dapat kamu datangi lebih dekat.
Kawah ini dipenuhi dengan sumber mata air panas alami yang membentuk seperti kolam kecil dan dikelilingi bebatuan.
Kamu bisa duduk bersantai sambil merendam kaki di air dengan kandungan belerang ini, yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit.
Bahkan, kamu boleh mencoba merebus telur mentah dengan mencelupkannya ke dalam air kawah.
Kawah Upas
Kamu juga bisa menikmati sisi lain Tangkuban Perahu dengan mendatangi Kawah Upas, yang letaknya tak jauh dari Kawah Ratu.
Kawah Upas bentuknya cenderung dangkal dan mendatar. Namun, jalan menuju kawah ini berpasir dan cukup sulit dilalui.
Pada waktu tertentu, kandungan belerang di sekitar kawah ini menjadi sangat kuat dan berbahaya.
Namun, pemandangan yang ditawarkan tak kalah eksotis, terutama saat matahari terbit (sunrise) dilihat dari tebing Upas.
Kalau kamu ingin tetap mengunjungi kawah ini, gunakan alas kaki yang mendukung dan selalu berhati-hati, ya.
Selain berswafoto di seluruh kawasan Tangkuban Perahu, ada sejumlah aktivitas menarik yang dapat kamu coba.
Kalau kamu lelah berjalan kaki, kamu bisa menunggang kuda yang disewakan warga sekitar dengan harga Rp50 ribuan.
Jika lapar melanda, kamu bisa mencicipi berbagai kuliner lezat seperti mie rebus atau minuman hangat seperti bandrek yang cocok disantap saat udara dingin.
Di tempat ini juga banyak toko yang menjual beragam souvenir untuk dijadikan cendera mata, seperti syal, topi, tas, dan pajangan kayu.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba makan daun tanaman dari pohon Manarasa yang berwarna kemerahan. Daun ini dipercaya dapat membuat awet muda seperti Dayang Sumbi.
Sebelum mengunjungi tempat wisata di Bandung Tangkuban Perahu, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar perjalanan menjadi aman dan nyaman.
Tips ini dapat menjadi bekal pengetahuan sekaligus meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Dalam bahasa Sunda, "tangkuban" artinya telungkup. Dinamakan Tangkuban Perahu, karena gunung ini berbentuk layaknya perahu yang telungkup (terbalik).
Tak heran jika legenda Tangkuban Perahu berkaitan erat dengan cerita Sangkuriang.
Dikutip dari laman resmi ppid.bandung.go.id, alkisah lahirlah seorang bayi perempuan cantik jelita bernama Dayang Sumbi.
Ia tidak memiliki ibu, karena terlahir dari seekor babi hutan yang tanpa sengaja meminum air seni Raja Sungging Perbangkara yang sakti.
Karena kecantikannya, Dayang Sumbi menjadi rebutan banyak raja, pangeran, dan bangsawan yang ingin mempersunting dirinya.
Namun, semua pinangan itu ditolak Dayang Sumbi. Hingga akhirnya, ia pun mengasingkan diri ke sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan bernama Tumang.
Suatu hari, Dayang Sumbi menjatuhkan peralatan tenunnya. Tanpa disadarinya, ia mengucapkan sebuah sumpah.
"Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara."
Tak disangka-sangka, ternyata si Tumang yang mengambilkan peralatan tenun milik Dayang Sumbi tadi.
Dayang Sumbi harus memenuhi ucapannya. Ia pun menikah dengan si Tumang, yang sebenarnya adalah titisan dewa.
Beberapa bulan kemudian, Dayang Sumbi mengandung dan melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.
Sangkuriang diberkahi wajah yang tampan, tubuh yang gagah, dan kesaktian yang luar biasa. Namun, ia tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah seekor anjing.
Dayang Sumbi suatu ketika ingin menyantap hati kijang. Sangkuriang pun pergi berburu ke hutan bersama si Tumang.
Saat Sangkuriang meminta si Tumang mengejar kijang buruannya, anjing tersebut tidak menuruti perintah Sangkuriang.
Sangkuriang pun marah, lalu membunuh si Tumang dan mengambil hatinya untuk diberikan kepada ibunya.
Betapa terkejutnya Dayang Sumbi mengetahui hati yang dimakannya adalah hati suaminya sendiri. Ia pun murka dan memukul kepala Sangkuriang sampai terluka.
Sangkuriang akhirnya pergi melarikan diri mengembara seorang diri, sedangkan ibunya memohon maaf kepada dewa-dewa hingga dikaruniai kecantikan abadi.
Tanpa disadari keduanya pun bertemu kembali. Sangkuriang seketika langsung jatuh cinta dengan Dayang Sumbi yang memiliki paras rupawan.
Akan tetapi, Dayang Sumbi menyadari bahwa pemuda tersebut adalah anak kandungnya setelah melihat bekas luka di kepalanya.
Dayang Sumbi lantas berusaha membatalkan rencana Sangkuriang yang hendak menikahinya, dengan mengajukan syarat yang berat.
Ia meminta Sangkuriang membuatkan sebuah danau yang di dalamnya terdapat perahu besar dan harus diselesaikan dalam waktu satu malam.
Sangkuriang menyanggupinya, namun Dayang Sumbi tetap ingin menggagalkan usaha Sangkuriang.
Ia pun menebarkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan), yang bercahaya bagai fajar datang sehingga ayam jantan berkokok menandakan pagi.
Sangkuriang sangat marah, dan langsung menendang perahu besar yang telah dibuatnya hingga telempar jauh dan jatuh telungkup.
Perahu telungkup tersebut kemudian menjelma menjadi sebuah gunung yang kini disebut gunung Tangkuban Perahu.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai tempat wisata di Bandung bernama Tangkuban Perahu. Kalau kamu lagi di Bandung, jangan lupa kunjungi Tangkuban Perahu, ya!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: