World Tourism Day. (Photo/UNWTO)
Pandemi Covid-19 memberikan dampak sosial dan ekonomi yang sangat besar. Baik ekonomi maju maupun berkembang telah terkena dampaknya. Bahkan, dampak itu berakibat pada kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan yang paling rentan adalah masyarakat yang hidup dari wisatawan.
Oleh karena itu, dimulainya kembali pariwisata akan membantu memulai pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini penting karena manfaat yang akan diperoleh dapat dinikmati secara luas dan adil.
World Tourism Organization (UNWTO) atau Organisasi Pariwisata Dunia telah menetapkan Hari Pariwisata Dunia 2021 sebagai hari untuk fokus pada "Pariwisata untuk Pertumbuhan Inklusif".
UNWTO merupakan badan khusus PBB untuk pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, memandu sektor global menuju pemulihan dan pertumbuhan yang inklusif.
UNWTO memastikan setiap bagian dari sektor ini memiliki suara di masa depan – termasuk komunitas, minoritas, pemuda, dan mereka yang berisiko tertinggal.
Pariwisata sendiri merupakan pilar yang diakui dari sebagian besar sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama Tujuan 1 (tanpa kemiskinan), 5 (kesetaraan gender), 8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi) dan 10 (mengurangi ketidaksetaraan).
Hari Pariwisata Sedunia telah diadakan pada tanggal 27 September setiap tahun sejak tahun 1980. Tanggal tersebut menandai peringatan adopsi Statuta Organisasi pada tahun 1970, yang membuka jalan bagi pembentukan UNWTO lima tahun kemudian. Pada World Tourism Day ini, pandemi COVID-19 merupakan kesempatan untuk memikirkan kembali masa depan sektor pariwisata.
Baca juga: Membahas Omicron, Covid-19 Varian Baru dan Tindakan Pencegahan Negara
Selama beberapa dekade, pariwisata telah mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dan diversifikasi yang mendalam untuk menjadi salah satu sektor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Pariwisata modern terkait erat dengan pembangunan dan mencakup semakin banyak destinasi baru. Dinamika ini telah mengubah pariwisata menjadi pendorong utama kemajuan sosial-ekonomi.
Pariwisata telah menjadi salah satu sektor utama dalam perdagangan internasional, dan sekaligus merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi banyak negara berkembang.
Bahkan kontribusi pariwisata terhadap kesejahteraan ekonomi tergantung pada kualitas dan pendapatan dari penawaran pariwisata. Oleh karenanya, UNWTO menunjukkan bahwa negara-negara berkembang khususnya berdiri untuk mendapatkan keuntungan dari pariwisata berkelanjutan dan bertindak untuk membantu mewujudkannya.
Berdasarkan laporan dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Bali-Indonesia telah ditetapka sebagai sebagai tuan rumah World Tourism Day 2022 dengan tema “Rethinking Tourism".
Penetapan itu dilakukan di Sidang Majelis Umum ke-24 The World Tourism Organization (UNWTO) yang dilaksanakan tanggal 30 November – 3 Desember 2021 di Madrid. Peringatan hari Pariwisata sedunia tersebut akan dilaksanakan oleh Indonesia pada 27 September 2022 mendatang.
Selain itu, Desa Nglanggeran asal Yogyakarta juga menerima penghargaan sebagai salah satu Best Tourism Villages UNWTO bersama dengan 43 desa lainnya dari 32 negara.
Desa Nglanggeran diberikan pengakuan atas sumber daya alam dan budayanya serta tindakan dan komitmen inovatif dan transformatif terhadap pengembangan pariwisata yang sejalan dengan SDGs.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: