Festival telanjang khusus pria di Jepang. (tahddeuspope.com)
Tahukah kamu di Jepang ada sebuah tradisi unik atau mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang.
Adalah Hadaka Matsuri atau Festival Telanjang yang pertama kali dimulai di kuil Saidai-ji yang terkenal di Okayama, Jepang.
Pesertanya kala itu lebih dari 10.000 pria dan anak laki-laki berpartisipasi dalam festival ini.
Para pria terlihat tidak mengenakan apa-apa selain hanya cawat.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keberuntungan di tahun yang akan datang.
Meskipun ini disebut 'Festival Telanjang', orang-orang yang berpartisipasi (khusus untuk pria) di festival tersebut tidak sepenuhnya telanjang.
Dihimpun dari Times of India, para peserta mengenakan cawat putih tradisional dan mengikuti berbagai tantangan.
Festival ini biasanya diadakan selama musim dingin di sana sehingga menjadi tantangan bagi pria untuk mengenakan cawat dan melompat ke kolam air dingin.
Festival ini dirayakan di seluruh negeri dengan variasi aktivitas yang ringan.
Misalnya, di kota Okayama, festival ini juga menampilkan partisipasi anak laki-laki sekolah dasar.
Bagi mereka, kompetisi terpisah diselenggarakan pada siang hari sementara para pria yang lebih tua berkompetisi pada tengah malam.
Namun, di wilayah Konomiya, tidak ada batasan usia, dan bahkan bayi laki-laki dapat menjadi bagian dari festival.
Sedangkan di kota kecil Shimadachi, anak laki-laki sekolah dasar juga ikut serta dengan berjalan-jalan selama berjam-jam di kota dengan cawat mereka.
Perayaan terakhir meliputi para pria melompat ke kolam setelah berdoa di kuil setempat.
Hadaka Matsuri Saidai-ji adalah yang terbesar dan paling terkenal di seluruh Jepang.
Festival yang tidak biasa ini menarik penonton dari seluruh dunia.
Ritual festival biasanya dimulai pada jam 4 sore di kuil Saidai-ji disertai pertunjukan musik hingga diramaikan kedai makanan dan pedagang lokal.
Pada sore hari, laki-laki berpakaian cawat berlomba melewati kolam sedingin es, yang merupakan semacam persiapan sebelum pertandingan.
Kuil Saidai-ji diyakini sebagai tempat kelahiran festival telanjang yang tidak biasa ini, yang telah dimulai lebih dari 500 tahun yang lalu.
Dalam tradisi ini, para pemuja biasanya menerima jimat kertas dari pendeta kuil pada akhir tahun.
Mereka percaya itu sebagai jimat keberuntungan.
Jimat kertas itu akan ditempelkan pada tongkat kayu suci dan bundel pohon willow lalu dilemparkan ke kerumunan pria setengah telanjang, yang saling bertarung untuk mendapatkan tongkat itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: