Sabtu, 19 APRIL 2025 • 17:45 WIB

Sejarah dan Asal Usul Jenang, Makanan Ringan Tradisional Khas Kudus

Author

Sejarah dan asal usul Jenang Kudus

INDOZONE.ID - Perlu kamu ketahui, jenang adalah jenis makanan yang dibuat dengan campuran bahan-bahan seperti tepung ketan, tepung beras, gula, dan santan, sebagai bahan baku utama.

Beberapa bahan tambahan, seperti susu, telur, atau bahkan buah-buahan, biasanya untuk mendapatkan rasa yang unik dan legit.

Tepung ketan digunakan sebagai bahan pengikat agar diperoleh tekstur plastis dan kenyal yang dibuatnya.

Baca Juga: Resep Jenang Legit Khas Jawa Tengah, Praktis dan Mudah Dibuat di Rumah

Sejarah Jenang: dari Legenda Jadi Makanan Khas

Sejarah jenang di Kudus berawal dari adanya tradisi Tebokan, yang menceritakan kisah Mbah Dempok Soponyono, cucu Mbah Dempok Soponyono, Sunan Kudus, dan Syekh Jangkung (Saridin).

Pada awalnya, Mbah Dempok Soponyono dan cucunya bermain burung di tepi Sungai Kaliputu. Namun, cucunya tercebur dan hanyut.

Sunan Kudus dan muridnya, Saridin alias Syekh Jangkung, mengetahui bahwa cucu Mbah Dempok Soponyono diganggu oleh Banaspati (makhluk halus berambut api).

Sunan Kudus mengatakan kepada mereka bahwa cucunya telah meninggal, tetapi Syekh Jangkung mengatakan bahwa cucunya hanyalah mati suri.

Setelah itu, Syekh Jangkung meminta kepada ibu-ibu yang berada di sekitar rumah Mbah Dempok Soponyono untuk membuat bubur gamping guna membangunkan cucu Mbah Dempok.

Bubur tersebut terbuat dari gamping, tepung beras, garam, dan santan kelapa.

Baca Juga: Kelezatan Jenang Tradisional dengan Ragam Pilihan Rasa yang Menggugah Selera

Kemudian, setelah memakan bubur tersebut, cucu Mbah Dempok Soponyono bangun dan sembuh. Hal itu juga digunakan Sunan Kudus untuk menguji kesaktian Syekh Jangkung alias Saridin yang merupakan murid dari Sunan Kudus. Sunan Kudus menyuruh Syekh Jangkung untuk memakan bubur tersebut.

Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dijadikan bahan campuran dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok.

Setelah memakan bubur tersebut, Syekh Jangkung tetap seggar bugar, sehingga Sunan Kudus berucap, "Suk nek ono rejanin jaman, wong Kaliputu uripe soko jenang" yang artinya "Jika suatu hari, kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang."

Jenang Kudus memiliki nilai budaya yang kuat dan memiliki sejarah yang panjang.

Mengonsumsi jenang Kudus adalah cara yang bagus untuk merasakan keunikan makanan lokal dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Journal Of Indonesian History