INDOZONE.ID - Aceh tidak hanya dikenal karena kekuatan aroma kopi Gayo-nya. Lebih dari itu, provinsi ini punya jajanan tradisional yang sudah melekat erat dalam budaya masyarakat setempat.
Setiap camilan khas menyimpan cerita, makna sosial, hingga identitas kolektif yang diwariskan lintas generasi.
Dari yang manis legit hingga gurih mengenyangkan, jajanan khas Aceh tak hanya menggoda lidah, tetapi juga hati.
Timphan: Camilan Tradisional yang Wajib Ada Saat Hari Besar
Timpan mungkin menjadi ikon utama dari jajanan khas Aceh. Kue ini berbentuk lonjong, dibungkus daun pisang, dan memiliki tekstur kenyal lembut yang dihasilkan dari campuran pisang dan tepung ketan.
Bagian dalamnya berisi srikaya atau kelapa manis, dua varian yang paling umum ditemui. Rasanya tidak terlalu manis, pas untuk dinikmati bersama kopi panas di pagi hari.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Terpopuler di Kota Langsa, Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
Keberadaan timpan begitu kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh. Ia hadir hampir di setiap perayaan besar seperti Idulfitri, Iduladha, hingga buka puasa Ramadan.
Bahkan dalam suasana santai di warung kopi, timpan tetap menjadi pilihan utama untuk menemani obrolan panjang.
Kuah Tuhe: Rasa Nostalgia dari Tengah Sawah
Kuah tuhe memiliki tempat istimewa dalam sejarah masyarakat petani Aceh. Dulu, makanan ini disajikan saat jeda panen di sawah.
Campurannya terdiri dari santan, nasi ketan, buah nangka, dan gula, menciptakan harmoni rasa manis dan gurih yang pas. Tak hanya mengenyangkan, kuah tuhe juga menyimbolkan nilai-nilai kebersamaan.
Meskipun zaman modern telah mengubah metode panen menjadi serba mesin, tradisi menyantap kuah tuhe tetap dipertahankan, khususnya oleh keluarga yang masih menjaga adat dan budaya lama.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Terbaik di Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi (Panduan Liburan 2025)
Boh Rorom: Sajian Ramadan yang Menyimpan Kenangan
Boh rorom menjadi simbol bulan suci bagi banyak keluarga di Aceh. Dibuat dari tepung dan kelapa parut, Boh rorom memiliki tekstur padat namun empuk dengan rasa manis gurih yang ringan.
Biasanya disajikan saat berbuka puasa, tapi juga sering hadir dalam hajatan adat atau sarapan pagi.
Setiap gigitan bahrom membawa kenangan masa kecil, saat duduk bersama keluarga menanti azan magrib. Keberadaan Boh rorom menjadi pengingat nilai kekeluargaan dan kebersamaan di bulan penuh berkah.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Paling Populer di Kota Langsa, Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
Apam: Aroma Tradisional dari Wajan Tanah
Apam Aceh memiliki karakter unik. Dibuat dari campuran tepung beras, gula, garam, dan air, apam dimasak dengan wajan tanah dan api dari kayu bakar.
Proses ini menciptakan aroma khas yang hanya bisa ditemukan di dapur-dapur tradisional.
Jajanan ini kerap dihidangkan saat pagi hari atau di sela-sela musim panen sebagai pengisi tenaga.
Meski kini banyak yang memasak apam menggunakan wajan logam dan kompor gas, versi tradisionalnya tetap dirindukan karena membawa nuansa nostalgia yang dalam.
Baca juga: Masjid Raya Baiturrahman: Rumah Doa, Luka dan Harapan Rakyat Aceh
Keukarah: Jajanan Unik dalam Bentuk Jaring
Keukarah tampil menarik dengan bentuk jaring-jaring tipis yang tercipta dari teknik unik.
Adonan tepung beras dan gula dituangkan ke dalam cetakan batok kelapa berlubang dan digoyangkan di atas minyak panas. Hasilnya, jajanan ringan dengan tekstur renyah dan bentuk estetis.
Biasanya disajikan sebagai hantaran dalam pernikahan atau suguhan saat hari raya.
Lebih dari sekadar camilan, keukarah mencerminkan ketelatenan serta kreativitas masyarakat Aceh dalam mengolah bahan sederhana menjadi karya rasa dan rupa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube @Aceh Punya Cerita